Saat kunjungan WHO, MPP, CEPI ke Bio Farma 29 Nov - 1 Des 2023 lalu/Dok. Corcomm Bio Farma (
)
Bandung, Sonora.ID - Dari 29 November hingga 1 Desember 2023 lalu, Bio Farma menerima kunjungan bersama perwakilan World Health Organization/WHO (Kantor Pusat di Jenewa, SEARO dan KantorPerwakilan Indonesia), Medicine Patent Pool (MPP), dan Coalition Epidemic Preparedness Innovatiion (CEPI).
Dalam siaran persnya, Selasa (16/1/2024), disebutkan bahwa kunjungan ke Bio Farma kala itu, adalah dalam rangka pembahasan implementasi Program Alih Teknologi mRNA dan potensi peran Bio Farma dalam memajukan pemerataan akses vaksin ke wilayah Global South jika terjadi wabah dan pandemi.
"Pengalaman panjang Bio Farma dalam pembuatan vaksin akan bermanfaat dalam upaya bersama untuk menyediakan akses terhadap vaksin di Wilayah Selatan Global," ucap Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya.
Diketahui, tujuan dari kunjungan bersama ini adalah untuk melihat kesiapan Bio Farma dalam mengimplementasikan teknologi pembuatan mRNA, dan berbagi strategi dalam pengembangan vaksin, khususnya untuk menyasar penyakit-penyakit yang endemis di kawasan ASEAN.
Shadiq mengatakan, Bio Farma merupakan produsen vaksin yang telah mapan dalam memproduksi berbagai macam vaksin, yang sebagian besar telah memenuhi persyaratan prakualifikasi WHO.
"Kolaborasi tersebut akan memperkuat peran kami dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi dengan mengamankan penyediaan vaksin ke negara-negara di belahan bumi selatan terutama jika terjadi pandemi sehingga mendorong pemerataan vaksin di wilayah tersebut," ungkap Shadiq.
Sementara itu, masih dikutip dari siaran pers Bio Farma, Dr Matthew Downham selaku Direktur Manufaktur dan Jaringan Rantai Pasokan di CEPI mengatakan, peran CEPI dalam kontribusi perluasan fasilitas manufaktur kelas dunia milik Bio Farma, diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas produksi mRNA yang sedang dibangun di Bio Farma.
"Serta dapat pula membantu memungkinkan akses yang cepat dan adil terhadap vaksin wabah untuk negara-negara di seluruh Wilayah Selatan Global," kata Matthew.
Hal senada disampaikan Manajer dan Pemimpin Kebijakan dan Keterlibatan Mitra dari program transfer teknologi mRNA di WHO Claudia Nannei,
“WHO telah bekerja sama selama bertahun-tahun dengan Bio Farma, dan telah menyaksikan evolusinya dari waktu ke waktu menjadi produsen yang solid dan maju secara ilmiah yang memasok vaksin esensial ke kawasan ini dan sekitarnya. Kami senang dapat bekerja sama dengan Bio Farma untuk memastikan keberhasilan implementasi platform teknologi ini sebagai salah satu tambahan teknologi yang dapat berkontribusi pada respons terhadap pandemi berikutnya di Indonesia dan dunia," kata Claudia.
Begitu juga dengan Julien Bon, Manajer Proyek, Medicines Patent Pool, yang menyebut, MPP sangat terkesan dengan tingkat pengetahuan ilmiah Bio Farma yang tinggi dan pengalamannya yang luas dalam pengembangan dan pembuatan vaksin.
Selain itu, diinformasikan juga bahwa CEPI dan Bio Farma telah menjalin kerja sama selama 10 tahun dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas produksi vaksin wabah secara cepat.
Kolaborasi ini akan membantu menghadirkan teknologi manufaktur vaksin respons cepat mRNA dan vektor virus yang mutakhir ke Indonesia dan kawasan ASEAN, serta mencadangkan kapasitas produksi untuk memasok negara-negara di kawasan Selatan saat terjadi wabah dan pandemi di masa depan guna menanggulangi kesenjangan yang terlihat selama penanggulangan COVID-19.
Dukungan teknis dan finansial CEPI untuk implementasi teknologi mRNA di Bio Farma melengkapi program transfer teknologi mRNA WHO-MPP.
Bio Farma bergabung dengan jaringan produsen vaksin yang didukung oleh CEPI di negara-negara Global South yang bertujuan untuk secara substansial meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dunia dalam memproduksi vaksin untuk mengatasi wabah dan ancaman pandemi hanya dalam waktu 100 hari.
Bio Farma merupakan salah satu dari lima belas mitra dalam Program Alih Teknologi mRNA, sebuah inisiatif yang dipelopori oleh MPP dan WHO untuk meningkatkan kesehatan dan keamanan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) melalui pembentukan kemampuan produksi mRNA yang dimiliki secara lokal dan berkelanjutan.
Bio Farma juga akan menerima transfer teknologi dari "hub" Afrigen di Afrika Selatan, yang memungkinkan produksi bahan baku obat dan produk obat mRNA, sebagai bagian dari Program ini.
Produsen vaksin seperti Bio Farma, yang bergabung dengan jaringan manufaktur vaksin global CEPI akan menjadi mitra produksi "pilihan" bagi para pengembang vaksin yang didukung oleh CEPI.