Banjarmasin, Sonora.ID – Sampai dengan 19 Januari 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat temuan 82 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dari jumlah kasus tersebut, dua penderita di antaranya telah meninggal dunia, karena terlambat mendapat penanganan dari rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Diauddin mengatakan, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, kasus DBD pada awal tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Dimana pada Januari 2023, jumlahnya tidak sampai 80 kasus, sehingga harus menjadi perhatian bersama.
"Jadi kalau dibandingkan Januari tahun lalu dengan tahun ini ada peningkatan, Januari tahun lalu tidak sampai 80 kasus, sekarang baru pertengahan Januari 2024 sudah lebih," tutur Diauddin kepada sejumlah wartawan pada Kamis (18/01).
Baca Juga: Musim Hujan, Bang Dhin Minta Semua Pihak Gercep Cegah DBD di Kalsel
Meskipun angka kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti tersebut meningkat cukup signifikan, Pemprov Kalsel menurutnya belum meningkatkan status kejadian luar biasa (KLB) DBD.
"Belum sampai KLB," katanya.
Lebih jauh ia menjelaskan, pada 2023 lalu, kasus DBD tertinggi berada di Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.
Sementara di awal tahun ini, kasusnya banyak ditemukan di Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.
“Tahun di Banjarbaru juga banyak ditemukan,” sambungnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk waspada akan penularan penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan, agar nyamuk tidak bisa berkembang biak.
“Apalagi pada musim hujan cukup tinggi ini, se makin memudahkan nyamuk DBD untuk berkembang biak di genangan air,” pungkasnya.