Sonora.ID - Belakangan ini, konsep kedai kopi mungil sedang ramai memenuhi linimasa sosial media. Berbeda dengan kedai-kedai kopi pada umumnya yang berukuran besar untuk melayani banyak konsumen.
Kopi kini berasa sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari masyarakat perkotaan. Tingginya permintaan terhadap produk kopi telah mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat dinikmati di mana pun dan kapan pun.
Kopi telah turut menjadi bagian dari gaya hidup cepat saji, padahal ada banyak proses di balik menikmatinya.
Dibalik kesibukan kota yang riuh, cepat, dan serba instan, seseorang membutuhkan ruang-ruang interaksi untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi mereka. Ruang-ruang publik menjadi dibutuhkan.
Kedai kopi kini menjadi salah satu ruang publik populer pilihan orang-orang untuk pergi. Di tengah ramainya kedai kopi dengan berbagai konsep menarik untuk memikat sebanyak-banyaknya pengunjung, kedai kopi slow bar justru hadir dengan ruangan tak terlalu luas sebagai konsep yang ramah untuk tempat bincang-bincang.
Baca Juga: 10 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula Bagi Kesehatan, Bantu Turunkan Berat Badan!
Istilah slow bar bukanlah suatu hal baru. Namun, keberadaannya hari ini rasanya telah menjadi sebuah tren yang lebih diterima masyarakat.
Tapi Sahabat Sonora, sebenarnya apa dan bagaimana sih, konsep dan karakteristik slow bar itu? Apakah hanya sekedar dilihat dari tempatnya tak cukup besar?
Lalu bagaimana kedai kopi ini bisa merakit intimasi dan menjadi tren baru yang ramai diminati anak muda?
1. Ukuran kedai yang cenderung kecil