Jakarta, Sonora.Id - Pemerintah optimis sektor perekonomian nasional optimis bangkit dan kembali pada jalurnya disemua lini infrastruktur penunjang kinerja sektor perekonomian pasca pandemi Covid-19. Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi guna mendukung sektor perekonomian dengan berbagai langkah strategis.
Kemenko Perekonomian mencatat data dari International Institute for Management Development (IMD) Global Competitiveness Index Tahun 2023, dengan sejumlah kriteria penilaian dari sisi kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur, posisi Indonesia berada di peringkat 34 dunia, atau naik 10 peringkat dari tahun 2022.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan semua moda transportasi baik darat, laut, udara, dan kereta api mendukung kebijakan pemerintah dalam meciptakan stabilitas ekonomi nasional. Hal tersebut bertujuan untuk menopang daya beli masyarakat yang menurun terutama di wilayah-wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) atas jasa transportasi
Dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2023, Budi Karya menyatakan, sektor transportasi juga berkontribusi pada biaya logistik nasional. Berdasarkan data Bappenas, Kemenko Perekonomian dan Badan Pusat Statistik, Biaya logistik nasional saat ini sebesar 14,29% dari PDB.
“Dalam 10 tahun ke depan, biaya logistik diharapkan akan dapat diturunkan hingga berada di kisaran 10% dari PDB, dan ditargetkan turun dalam kisaran 8% dari PDB pada 2045,” ujar Menhub.
Baca Juga: Kemenhub Pacu Pembangunan Infrastruktur Lewat Pembiayaan Kreatif
Baca Juga: Koneksi Moda Transportasi, Kawasan Integrasi 0 Kilometer Beroperasi
Dalam mendukung biaya logistik yang kompetitif, Kemenhub telah melakukan berbagai upaya, diantaranya yaitu yaitu menyiapkan pelabuhan laut agar memenuhi ketentuan National Logistic Ecosystem (NLE) yang ditetapkan Kementrian Keuangan.
“Dalam jangka panjang, kehadiran berbagai infrastruktur transportasi diharapkan memberikan efek berganda seperti: menciptakan lapangan kerja, menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, memperbaiki jaringan logistik, menghadirkan pelayanan publik yang prima, membangun peradaban, dan mewujudkan keadilan sosial,” kata Budi.
Kesenjangan ekonomi merupakan salah satu fenomena yang terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia yang ditandai kondisi tidak seimbangnya perekonomian antar masyarakat. Banyak faktor penyebab kesenjangan ekonomi di antaranya pendapatan dan pembangunan kurang merata, kurangnya lapangan pekerjaan serta tidak adanya akses trasnportasi dari desa ke perkotaan.