Pengertian 'Green Inflation', Faktor Penyebab, dan Dampak Ekonominya

22 Januari 2024 15:20 WIB
Ilustrasi green inflation
Ilustrasi green inflation ( Freepik)

Melansir laman BNP Paribas, Green inflation atau ekonomi hijau merupakan sebuah istilah yang mengacu pada inflasi yang terkait dengan kebijakan publik dan swasta yang diterapkan sebagai bagian dari transisi hijau.

Pada konteks ini, "hijau" menandakan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan atau mempromosikan konsep keberlanjutan.

Kenaikan harga dapat bersifat jangka panjang, seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen untuk menjaga lingkungan dengan melakukan transisi penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Saat melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, maka akan ada peningkatan permintaan pasar sehingga harga pun akan naik menyesuaikan dengan supply barang yang tersedia.

Faktor-faktor penyebab green inflation

Beberapa faktor yang menyebabkan green inflation di antaranya adalah:

  • Teknologi ramah lingkungan membutuhkan biaya produksi yang lebih besar
  • Beberapa mineral yang dibutuhkan untuk industri net zero tersedia dalam jumlah terbatas dan sulit diekstraksi
  • Keterbatasan kepemilikan karena adanya tingginya konsentrasi pasokan bijih di tangan sejumlah kecil produsen.
  • Konsentrasi pasokan dan keterbatasan teknik penambangan membuat pasokan menjadi sangat tidak elastis.
  • Teknologi baru memerlukan investasi besar untuk penelitian dan pengembangan terutama dalam masa transisi

Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Apa Arti SGIE? Simak Penjelasannya Berikut Ini!

Dampak ekonomi atas green inflation

Ada beberapa dampak signifikan yang terjadi akibat green inflation, diantaranya adalah:

  • Kenaikan biaya produksi dapat berujung pada kenaikan harga bagi konsumen, terutama pada produk-produk dengan label hijau.
  • Konsumen mungkin akan beralih ke produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
  • Inflasi hijau dapat merangsang inovasi dan investasi dalam teknologi dan proses produksi yang lebih berkelanjutan.

Dalam waktu dekat, beberapa solusi untuk menggunakan teknologi terbarukan mungkin akan bersifat inflasi.

Contohnya kendaraan listrik lebih mahal dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal. Namun kendaraan listrik relatif mengalami penurunan paling besar dan hal ini juga berlaku pada berbagai teknologi terbarukan lainnya.

Kekuatan-kekuatan yang tampak bersifat inflasi saat ini dapat menjadi disinflasi di masa depan.

Akan tiba saatnya harga komoditas turun, dan sebagai importir komoditas besar, Asia akan menjadi penerima manfaat terbesar.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm