Melansir laman BNP Paribas, Green inflation atau ekonomi hijau merupakan sebuah istilah yang mengacu pada inflasi yang terkait dengan kebijakan publik dan swasta yang diterapkan sebagai bagian dari transisi hijau.
Pada konteks ini, "hijau" menandakan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan atau mempromosikan konsep keberlanjutan.
Kenaikan harga dapat bersifat jangka panjang, seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen untuk menjaga lingkungan dengan melakukan transisi penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Saat melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, maka akan ada peningkatan permintaan pasar sehingga harga pun akan naik menyesuaikan dengan supply barang yang tersedia.
Faktor-faktor penyebab green inflation
Beberapa faktor yang menyebabkan green inflation di antaranya adalah:
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Apa Arti SGIE? Simak Penjelasannya Berikut Ini!
Dampak ekonomi atas green inflation
Ada beberapa dampak signifikan yang terjadi akibat green inflation, diantaranya adalah:
Dalam waktu dekat, beberapa solusi untuk menggunakan teknologi terbarukan mungkin akan bersifat inflasi.
Contohnya kendaraan listrik lebih mahal dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal. Namun kendaraan listrik relatif mengalami penurunan paling besar dan hal ini juga berlaku pada berbagai teknologi terbarukan lainnya.
Kekuatan-kekuatan yang tampak bersifat inflasi saat ini dapat menjadi disinflasi di masa depan.
Akan tiba saatnya harga komoditas turun, dan sebagai importir komoditas besar, Asia akan menjadi penerima manfaat terbesar.