Oversize nampaknya memiliki niche-nya sendiri di bagian streetwear. Tren ini mulai ramai mendominasi karpet merah Fashion Week sejak tahun 2016.
Kemudian meledak di publik dan mencapai puncaknya pada 2018-2020. Memasuki tahun 2024, oversize membuktikan dirinya bukan hanya sekadar tren, namun telah mengukuhkan diri sebagai andalan dunia fashion dan bagian dari cara berpakaian sehari-hari.
Merangkul otentisitas, memberdayakan body positivity
Fesyen oversize tidak hanya sekadar tren, tetapi telah menjadi gerakan kuat yang melampaui persepsi awalnya. Wanita memilih gaya ini bukan hanya karena kenyamanan, tetapi juga sebagai cara untuk mengekspresikan individualitas dan otentisitas.
Wanita dengan segala keberagaman ukuran dan bentuk tubuhnya dapat mengikuti tren ini tanpa terikat oleh standar kecantikan konvensional yang menuntut.
Ini merayakan keberagaman dan menantang pandangan bahwa gaya hanya cocok untuk tipe tubuh tertentu, menggerakkan pergeseran menuju inklusivitas, dan memberdayakan wanita untuk menerima tubuh mereka.
Di tengah tekanan standar kecantikan yang tidak realistis, pakaian oversize memberikan angin segar sebagai alternatif yang memungkinkan wanita merasa percaya diri dan nyaman dengan dirinya sendiri.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Risa, “Karena inspirasi aku dari wanita karir yang ada di Indonesia, aku pengen mensupport produktivitasnya. Jadi, baju-baju aku tuh kebanyakan oversize, yang longgar, yang bisa dipakai dari yang berat badan kecil sampai gede,” ungkapnya saat dijumpai di pembukaan butik “Risa Maharani Basic” miliknya di Semarang, pada Sabtu (20/1).
Baca Juga: 10 Promo Black Friday 24 November 2023, Diskon Fashion Hingga Tiket Pesawat!
Kenyamanan yang menunjang aktivitas modern serba padat