Sonora.ID - Bacaan surat Maryam untuk ibu hamil yang bisa diamalkan rutin setiap hari selama kehamilan.
Surat Maryam merupakan surat dalam Al-Qur'an yang diyakini dapat memberikan manfaat untuk ibu hamil.
Surat Maryam merupakan surat ke-19 dalam Al-Qur'an.
Surat Maryam terdiri dari 98 ayat dan termasuk surat Makiyyah.
Surat Maryam berisi tentang kisah Nabi Zakaria AS yang sangat menginginkan seorang putra karena belum juga diberi momongan di usianya yang senja.
Meski begitu, Nabi Zakaria dan istrinya tak pernah berhenti berdoa kepada Allah SWT.
Mereka pun akhirnya diberikan karunia seorang putra oleh Allah SWT.
Baca Juga: Surat At-Taubah Ayat 36: Arab, Latin, Arti dan Tafsir Tentang Amalan Bulan Rajab
Surat Maryam untuk Ibu Hamil 1-20
كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ
Kaf Ha Ya ‘Ain Shad.
1. Kaf Ha Ya ‘Ain Shad.
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ
żikru raḥmati rabbika 'abdahụ zakariyyā
2. Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
iż nādā rabbahụ nid&`an khafiyyā
3. (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا
qāla rabbi innī wahanal-'aẓmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'&`ika rabbi syaqiyyā
4. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ
wa innī khiftul-mawāliya miw war&`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
5. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,
يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā
6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
yā zakariyy& innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj'al lahụ ming qablu samiyyā
7. (Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”
قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا
qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī 'āqiraw wa qad balagtu minal-kibari 'itiyyā
8. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
qāla każālik, qāla rabbuka huwa 'alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā
9. (Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
qāla rabbij'al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā
10. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”
فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا
fa kharaja 'alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥ& ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa 'asyiyyā
11. Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.