Ilustrasi rangkuman PPKN kelas 9 bab 4. (
Freepik)
Parental Sistem kekerabatan parental menarik garis keturunan dari kedua belah pihak (ayah dan ibu), kedudukan laki-laki dan perempuan sama. Misalnya, daerah Aceh dan Jawa Barat.
Patrilineal Sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan dari pihak bapak. Kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Misalnya, daerah Palembang dan Batak.
Matrilineal Sistem kekerabatan matrilineal menarik garis keturunan dari pihak ibu. Kedudukan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, misalnya, di daerah Minangkabau.
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman masyarakat yang disebabkan oleh suku, budaya, agama dan keyakinan, ras, dan golongan. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat apabila tidak dicegah dan diatasi dengan baik.
Dampak positif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu:
Terciptanya integritas nasional
Menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antarsuku, agama, budaya, dan golongan
Dapat memperkaya khazanah budaya bangsa
Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu :
Terjadinya konflik dalam masyarakat.
Munculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya.
Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap bahwa suku bangsanya sendiri lebih unggul dibandingkan suku yang lainnya.
Fanatisme, yaitu paham yang berpegang teguh secara berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan yang lain.
Bentuk konflik berdasarkan jenisnya:
Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem keke-rabatan, dan norma sosial dalam masyarakatnya.
Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda atau antar kelompok dalam agama tertentu.
Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain.
Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya. Konflik ini disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat :
Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik).
Gejala dalam masyarakat yang berpotensi menyebabkan konflik sosial:
Menguatnya etnosentrisme kelompok. Etnosentrisme berarti perasaan suatu kelompok di mana kelompoknya merasa dirinya paling baik, paling benar, paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri.
Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
Hubungan antarpenganut agama kurang harmonis. Fanatisme terhadap keyakinan masing-masing dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan. Namun, kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain
Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan masalah dalam masyarakat. Ketidakharmonisan dapat terjadi dengan diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.
Dampak negatif dari konflik:
Perpecahan dalam masyarakat
Kerugian harta benda dan korban manusia
Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada
Perubahan kepribadian
Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA):
Preventif: upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
Represif: upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
Kuratif: upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.
Masalah yang diakibatkan oleh keberagaman masyarakat, antara lain konflik atau pertentangan antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan.
Masalah atau konflik yang terjadi dalam masyarakat yang beragam, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh satu faktor atau beberapa faktor yang saling mendukung.
Penyebab konflik antara lain sikap etnosentrisme terhadap kelompok sendiri, sikap prasangka atau stereotip terhadap kelompok lain, hubungan antarpemeluk agama yang kurang harmonis, dan hubungan antara penduduk asli dan pendatang yang kurang harmonis.
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat yang positif maupun negatif. Akibat negatif dari konflik yang terjadi, antara lain perpecahan atau disintegrasi masyarakat, kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada, kerugian harta benda dan korban manusia, serta perubahan kepribadian.
Upaya mencegah dan mengatasi masalah akibat keberagaman masyarakat Indonesia dapat dilakukan secara preventif, represif, maupun kuratif. Beberapa upaya mengatasi konflik antara lain dengan membangun kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
Demikian rangkuman PPKN kelas 9 bab 4 yang dapat menjadi referensi siswa.