Palembang, Sonora.ID – Radio Sonora Palembang menyiarkan Program Suara Masyarakat dengan tema “ Debat Usai Siapa Capres yang Layak Dipilih ? ” hari Rabu (07/02/2024).
Program Suara Masyarakat tersebut dimoderatori penyiar Sonora Palembang Esy Armisi dan menghadirkan tiga narasumber, diantaranya Dr. MH Thamrin Pengamat Kebijakan Publik, Dr. Meita Istianda SIP, MSi Dosen FISIP sekaligus menjabat Direktur Universitas Terbuka Palembang serta Dr. Bastian Jabir Pattara, MSi Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Palembang.
Mengomentari penampilan setiap Capres pada debat kelima, Dr. MH Thamrin menilai setiap Paslon memiliki plus dan minus, Paslon 01 dan 03 terlihat berusaha merebut perhatian masyarakat namun Paslon 02 juga tidak bisa diabaikan, ia tetap menampilkan yang menarik.
“Paslon 02 banyak bicara yang general tapi penampilan juga tetap menarik. sementara Paslon 01 dan 03 berusaha menampilkan kemahiran berdebat, masing-masing berebut perhatian,” ujar Thamrin.
Dr. Bastian Jabir Pattara, MSi menilai pada debat terakhir gaya komunikasi yang luwes ditampilkan Paslon 03 dan Paslon 01 dimana data-data banyak ditampilkan begitu juga dengan Paslon 02.
Ketenangan dalam menyampaikan pesan sangat penting sekali mengingat ketenangan berbicara yang baik selalu didukung oleh data yang baik pula karena dengan data yang baik maka berbicara tidak akan bertele-tele.
“Paslon 02 paling irit bicara dengan persentase 27,1% disusul Paslon 01 35,9 % dan terakhir Paslon 03 37 %,” ujar Bastian.
Dr. Meita Istianda SIP, MSi menilai saat debat kelima masing-masing paslon terlihat menahan diri untuk menimbulkan hiruk pikuk seperti debat sebelumnya. Mereka terlihat mencari aman. Masing-masing tim sudah memberikan pengarahan agar menjelang pemilihan melandai saja.
“Karena melandai, sama-sama menahan diri sehingga bukan masalah tidak asik tapi datar- datar saja, ada calon yang mengiyakan saja, tentu tidak akan mempengaruhi public. Kemungkinan untuk kestabilan politik jelang tanggal 14 Februari 2024, mempengaruhi dinamika di masyarakat,” ujar Meitha.
Terkait Bansos yang digelontorkan jelang pemilu, Thamrin menilai bahwa hal tersebut menjadi perhatian masyarakat sebab terlihat momentumnya tidak tepat, tidak ada krisis juga inkonsistensi.