Renungan:
Apa yang kita lakukan saat melihat orang lain kesusahan? Tentu dengan senang hati kita membantu. Namun, bagaimana jika kita sendiri kesusahan? Rasanya jadi enggan memberi bantuan.
Karena itulah, sikap Daud layak diacungi jempol. Baru saja Ziklag, kota tempat tinggalnya, diserbu orang Amalek. Mereka membakar kota itu dan menawan semua perempuan serta anak-anak.
Daud dan orang-orangnya sedang giat mengejar musuh. Tiba-tiba dibawalah kepadanya seseorang yang lemah. Sempat-sempatnya Daud menunda pengejaran untuk memberi orang itu makan dan minum.
Tidak satu pun kebaikan hati pernah dibiarkan Tuhan sia-sia. Pada akhirnya seseorang yang lemah itu menjadi kompas kemenangan Daud. Orang itu bercerita bahwa ia seorang Mesir, budak orang Amalek.
Tiga hari lamanya ia jatuh sakit sehingga ditinggalkan oleh tuannya. Daud yang sedang kebingungan ke mana harus mengejar musuh-musuhnya seolah melihat titik terang.
Ditanyalah orang itu jalan menuju gerombolan Amalek. Segera sesudah informasi didapat, Daud pergi menghancurkan mereka. Semua tawanan berhasil diselamatkan, pula ia mendapat banyak jarahan.
Tertantangkah kita meneladani sikap Daud? Kesusahan menerpa, namun kita berketetapan untuk tidak membiarkan kesusahan menghalangi upaya kita berbuat kasih terhadap sesama.
Tentu sikap demikian menyentuh hati Tuhan. Tuhan dapat menjadikan kebaikan tersebut sebagai kompas kemenangan. Dari menolong orang lain, mata kita terbuka sehingga kita dapat melihat jalan keluar dari persoalan kita sendiri.
Demikian renungan harian Kristen hari ini, 17 Februari 2024 dikutip dari Alkitab Mobile SABDA.
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.