Self reward bisa juga berupa sesederhana karokean, tidur sesaat 15 sampai 20 menit, membeli selimut seharga 25 ribu.
Octorina Basushanti dalam siaran bertajuk 'Self Reward' yang mengudara di Radio Sonora FM (18/1/22) menjelaskan lebih lanjut self reward untuk menghindari miskonsepsi.
"Self reward merupakan pencapaian diri; bagaimana pada saat ikita mampu memilih untuk melakukan yang membuat kita bahagia Ini satu langkah maju dalam mengenal diri sendiri," jelasnya.
Ketika melakukan sesuatu yang berarti, biasanya kita mengharapkan reward berasal dari orang lain.
Padahal mau tidak mau kita harus mengakui kalau orang lain juga mengalami kesusahan sehingga akan sulit baginya untuk memprioritaskan reward untukmu.
Semuanya bisa menjadi self reward asalkan itu membuatmu bahagia.
Baca Juga: Jangan Keliru! Ketahui Perbedaan Impulsive Buying dan Self-Reward
Self reward menjadi ajang untuk menghargai diri sendiri karena awal dari penghargaan ini sudah pasti dimulai dari diri sendiri, bukan dari orang lain.
Kebutuhan akan self reward antar individu tidak dapat digeneralisir; semua orang memilki waktunya sendiri untuk melakukan self reward.
"Yang saya ingatkan bahwa self reward tidak serta merta menghabiskan seluruh biaya hidup atau gaji hanya untuk melakukannya," jelas Octorina.
Perlu diketahui bahwa ada perbedaan antara rutinitas dengan self reward.
Rutinitas biasanya merupakan hal yang tidak begitu dianggap spesial.
Sementara itu, self reward identik dengan waktu dan bentuknya yang harus dikhususkan.