Makassar, Sonora.ID - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin mengambil sumpah jabatan dan pelantikan Penjabat Bupati Luwu dan Penjabat Bupati Wajo di Baruga Tudang Sipulung, Rabu, 21 Februari 2024 melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri RI.
Muhammad Saleh yang juga Kepala Dinas Masyarakat Desa (PMD) Sulsel sebagai Penjabat Bupati Luwu. Kemudian, Andi Batara Lipu dilantik sebagai Penjabat Bupati Wajo.
Ia juga merupakan Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Dalam sambutannya, Bahtiar kembali mengingatkan para pejabat, termasuk Pj Bupati agar banyak turun langsung ke lapangan serta memperhatikan rakyatnya.
Itu agar kehadiran penyelenggara penerintahan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
"Jadi supaya kehadiran kita itu sebagai penyelenggara pemerintahan benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Negara dan pemerintahan dibentuk adalah untuk menghadirkan kebahagiaan bagi rakyatnya, itu kata Bung Hatta. Pemerintah daerah juga dibentuk begitu," ucap Bahtiar.
Baca Juga: Pisang Cavendish di Mare Kabupaten Bone Segera Panen
Menurut Bahtiar, Sulawesi Selatan dapat menjadi motor mengembalikan jiwa dan nurani serta tugas pemerintahan yang sejati dan hakiki.
Apalagi, salah satu tugas utama Kepala Daerah adalah menangani inflasi serta meningkatkan ekonomi melalui percepatan akses keuangan.
Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat dicapai untuk menjadi Indonesia Emas 2045.
"Konsep ini diajarkan oleh Presiden kita Pak Jokowi, aparat pemerintah harus hadir sebagai representasi negara," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Bahtiar juga menyerahkan SK PLH Kepala Dinas PMD Sulsel. Serta menyaksikan pelantikan Penjabat Ketua TP-PKK dan Pengukuhan Ketua Dekranasda Kabupaten Luwu dan Kabupaten Wajo.
Di akhir sambutannya, Pj Gubernur Bahtiar menyampaikan pesan yang berisi falsafah daerah.
"Sideceng-decenna ada, dek-e riolona, engka rimunri. Sijak-jakna ada, engka riolona, dek-e rimunri, Sebaik-baiknya bicara, tidak ada mendahuluinya tetapi ada kenyataan. Seburuk-buruknya bicara, ada mendahuluinya tetapi tidak ada kenyataan," tuturnya.