“Kita sudah antisipasi dua hingga tiga kali seminggu menjual beras, cabai, bawang merah, bawang putih di operasi pasar murah. Masyarakat bisa mendapatkan harga beras yang terjangkau,” ujarnya.
Yenni, salah seorang pelaku UMKM, mengatakan harga beras naik secara bertahap.
Seusai pemilu harganya naik tinggi sampai dua puluh ribu per karung. Bahan lain seperti ayam juga mengalami kenaikan.
“Ayam sekarang 34 ribu, sebelumnya 30. Cabai juga naik. Mau menaikkan harga kasihan konsumen. Mensiasatinya satenya dikecilkan, nasi dikurangi sedikit, harga tetap sama,” ujarnya.
Selanjutnya, Muji mengatakan bahwa pemerintah perlu mengendalikan kondisi ini dengan berbagai regulasi.
Baca Juga: Ani Sofian: Cadangan Pangan Kota Pontianak Aman Sampai Tiga Bulan ke Depan
Ketersediaan bahan pangan terutama beras bila makin kekurangan akan berdampak pada emosional konsumen.
Mereka jadi memborong dan akan memicu kenaikan harga yang luar biasa. UMKM juga akan kesulitan mendapatkan harga jual karena bahan sudah mahal.
Rahmat mengatakan kenaikan harga-harga menjelang hari raya sudah biasa. Pengusaha kadang spekulasi menaikkan barang, apakah dibeli atau tidak.
Bila tidak dibeli akan diturunkan lagi harganya. Pihaknya melakukan kerjasama antar daerah, misal mendatangkan bawang merah dari Jawa.
Pelaku usaha juga didorong untuk kerjasama dengan pengusaha dari daerah lain.
Pemerintah saat ini sedang impor beras dan sedang menunggu distribusinya.
“Kondisi ini perlu disikapi berbagai pihak. Pemerintah harus memastikan kecukupan. Masyarakat perlu membatasi aktivitas ekonomi dan mengelola keuangan dengan baik,” tutup Muji.
“Ayo gencarkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Mengubah mindset dari pembeli menjadi produsen. Kebutuhan seperti cabai, bawang merah bisa ditanam sendiri di halaman rumah tanpa harus membeli,” pungkas Rahmat.