Pontianak, Sonora.ID – Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf RI) Dwi Marhen Yono mengatakan Seminar Pariwisata dalam Saprahan Khatulistiwa 2024 untuk menyamakan persepsi dari masing-masing Dinas Pariwisata yang ada di Indonesia.
Dwi menerangkan bahwa seminar ini menyamakan persepsi dan mencari strategi pemasaran, salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan jumlah wisatawan Nusantara bukan menurut orangnya lagi, tetapi dengan menggunakan Metode Mobile Positioning Data (MPD).
“Jadi yang dihitung adalah pergerakan dari HP kita karena sekarang sudah by digital," terangnya.
Dia melanjutkan, untuk yang diakui sebagai “satu pergerakan” adalah ketika seseorang bergerak dengan HP nya dari satu kabupaten ke kabupaten yang lain, jika masih dalam Pontianak itu tidak dihitung.
Baca Juga: Ajang Lari Bergengsi Pontianak City Run 2024 Tidak Lama Lagi Digelar
“Kemudian kalau bergerak di lintas kabupaten harus stay 6 jam kalau hanya 5 jam setengah itu belum dihitung pergerakan, karena belum ada uang yang berputar. Lalu tidak boleh lebih dari tiga kali, kalau tiga kali ke atas itu sudah disebut pekerja, “ urainya.
Itulah yang ingin kita hitung, ungkapnya lagi sehingga strateginya adalah lintas kabupaten.
“Karena kalau hanya dalam satu kabupaten ramai itu spend of money-nya kecil, di mana target Presiden itu spend of money-nya itu 2 juta," tambahnya.
Dwi menambahkan jika 2 juta dikalikan Rp1,2 M pergerakan maka akan ada Rp2400 T uang yang akan berputar di sektor pariwisata yang menghidupi 50 juta pekerja di sektor parekraf di Indonesia.
Sementara itu Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson menilai bahwa pariwisata di Kalbar tidak kalah dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia.
“Memang kita perlu berterimakasih kepada bapak Deputi Pemasaran, memang kita harus meningkatkan upaya pemasaran supaya minimal wisman dapat melihat dan berkunjung ke Kalbar, “ ucapnya.