Menurut National Air and Space Museum, 365 hari yang kita alami sebenarnya adalah 365.242190 hari.
Menyingkirkan 0,242190 hari itu membuat hari bertambah.
Pecahan hari tersebut memungkinkan musim-musim tersusun dengan benar setiap tahunnya.
Jika hari kabisat tidak dimasukkan dalam kalender, bulan-bulan yang biasanya kita alami setiap musim pada akhirnya akan bergeser.
Hal ini akan berdampak pada aspek kehidupan lainnya, seperti menanam dan memanen tanaman.
Jika dijumlahkan, empat hari berjumlah 0,242190 hari kira-kira sama dengan satu hari penuh, itulah sebabnya tanggal 29 Februari ditambahkan ke kalender pada sebagian besar tahun yang habis dibagi empat, termasuk tahun 2024.
Baca Juga: Berikut Ini Panduan Cara Mengajukan Klaim Ganti Rugi dari Google
Mengapa Leap Day jatuh di bulan Februari?
Melansir Britannica, berdasarkan sejarah Romawi kuno, leap day atau hari kabisat jatuh di bulan Februari.
Pada saat itu orang-orang Romawi menganggap musim dingin sebagai satu periode yang tidak dibagi menjadi beberapa bulan.
Hal tersebut membuat Romawi menetapkan bulan Januari dan Februari yang paling memiliki hari paling sedikit dibandingkan yang lain.
Lalu di kisaran tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian, yang sekarang menjadi kalender universal.
Pada saat itu, ditetapkan bahwa semua tahun yang dapat dibagi empat adalah tahun kabisat.
Barulah di tahun 1700-an, hukum Inggris menetapkan bahwa 29 Februari merupakan leap day atau hari kabisat.
Itu dia informasi mengenai pengertian leap day dan informasi terkait leap day.
Semoga bermanfaat!