Biasanya, kegiatan ini dilakukan oleh warga Sragen sebagai persiapan khusus menjelang awal bulan puasa.
Tradisi ini memiliki tujuan untuk membersihkan segala kotoran, baik yang menempel di badan ataupun pada jiwa, sebelum memasuki bulan suci ramadan.
Tradisi ini dilakukan dengan mandi atau berendam di sumur-sumur atau sumber mata air alami. Sebenarnya, tradisi sakral ini seharusnya dilakukan sendirian di lokasi yang sepi sebagai kesempatan untuk refleksi pribadi. Namun, karena adanya pergeseran dalam nilai budaya, sekarang padusan telah berubah menjadi daya tarik pariwisata di mana orang mandi dan berendam bersama-sama di satu sumber mata air.
Ruwahan
Menurut NU online Jakarta, Ruwahan merupakan bentuk amal shaleh untuk orang tua yang sudah meninggal yang dilakukannya menjelang momen Ramadhan setelah Nisfu Sya'ban.
Tradisi ini biasanya dilakukan dengan warga yang menabur bunga ke makam dan mendoakan para leluhurnya. Mereka membawa satu paket makanan yang sudah didoakan dan nantinya diletakkan di batu nisan leluhur.
Biasanya makanan yang dibawa adalah pisang, ingkung ayam kampung, sayur sambel goreng, kerupuk udang, peyek kacang, dan nasi tumpeng.
Baca Juga: Tiga Rekomendasi Novel Bahasa Inggris Untuk Temani Weekend Kamu!
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Munggahan merupakan tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Munggahan berasal dari kata bahasa sunda 'Munggah' yang artinya berjalan/naik atau keluar dari kebiasaan kehidupan sehari-hari.
Biasanya, tradisi Munggahan di Sragen dilakukan sehari sebelum puasa atau saat santap sahur. Biasanya, tradisi ini dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, teman, dan saudara, dan ditemani dengan hidangan yang cukup istimewa.
Prepekan
Tradisi ini merupakan kebiasaan warga untuk berbelanja kebutuhan khusus, beberapa hari sebelum lebaran tiba. Tradisi ini juga dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut hari lebaran.
Penulis : Kharisaa Herawati