Sukoharjo, Sonora.ID - Menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Sukoharjo telah mencapai lebih dari 100 kasus. Mayoritas yang terkena kasus DBD yaitu anak-anak, sebanyak 102 anak-anak berusia antara 2 hingga 10 tahun yang terkena DBD. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam satu pekan terakhir telah terjadi 21 kasus, sementara pekan sebelumnya terdapat 18 kasus, dan pada pekan sebelumnya lagi terjadi 63 kasus.
Dari data yang ada, Kecamatan Weru menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus DBD terbanyak dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya.
"Untuk wilayah dengan jumlah tertinggi kasus DBD ada di Kecamatan Weru (51 kasus), Tawangsari (18 kasus), dan Kecamatan Nguter (7 kasus)," ungkap Tri Tuti Rahayu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, pada hari Jumat (22/3/2024).
Baca Juga: Kasus DBD Meningkat
Tuti mengungkapkan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan yang signifikan. Namun hingga saat ini di daerah Sukoharjo belum sampai terjadi kejadian luar biasa (KLB).
"Hampir di semua Kabupaten terjadi lonjakan kasus DB, untuk Sukoharjo statusnya belum KLB," ujarnya.
Kemudian Tuti juga menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada laporan kematian yang diakibatkan DBD. Walaupun beberapa hari belakangan dikabarkan ada 2 orang meninggal dunia akibat DBD. Namun ternyata ke dua orang yang meninggal tersebut hanya diduga karena DBD.
Sebab ketika masuk laboratorium, diketahui bahwa faktor meninggalnya dua orang tersebut hampir sama dengan DBD.
"Tidak ada yang meninggal karena DBD di Kabupaten Sukoharjo, hanya saja sempat dikabarkan ada yang meninggal karena DPD, padahal masih diduga DBD karena ciri-ciri hampir sama," terang Tuti.
Baca Juga: Siapkan Kampung Siaga Bencana Jadi Langkah Kemensos Mitigasi Bencana
Selain itu, terkait dengan Langkah-langkah yang diambil oleh Dinas Kesehatan, Tuti menyatakan bahwa salah satunya dan yang merupakan prioritas utama adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Karena menurutnya, PSN merupakan langkah yang paling efektif untuk dilakukan saat ini.
"Kalau fogging bukan prioritas karena dinilai kurang efektif dan banyak efek negatifnya untuk kesehatan," pungkasnya.
Penulis: Zulfa Abdat