Peluncuran Prangko Terbaru Seri Senjata Tradisional di Serang Banten, Selasa (2/4/2024)/ (
Dok. PosIND)
Bandung, Sonora.ID - Kita pasti sering mendengar kata "prangko".
Tapi tahukah kita, bahwa dahulu prangko hadir dan berfungsi sebagai alat pembayaran pengiriman pos.
Seiring perkembangan, prangko menjadi media visualisasi peristiwa bersejarah suatu bangsa yang kerap memikat hati para wisatawan, khususnya para kolektor.
Di Indonesia, jumlah prangko dengan berbagai desain gambar sebagai pengabadian berbagai peristiwa bersejarah, sudah sangat banyak beredar.
Walau kini fungsi utamanya sudah berubah, prangko tetap menjadi media dalam mengabadikan momen-momen penting dan yang dianggap bersejarah.
Dalam siaran pers PosIND, disebutkan adanya kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Dinas Pendidikan Kota Serang Banten, dalam peluncuran "Prangko Seri Senjata Tradisional dan Edukasi Melalui Prangko di Hotel Aston Serang, Banten, Selasa (2/4/2024).
Peluncuran diawali dengan menandatangani "Sampul Hari Pertama (SHP)" oleh Dirjen PPI Wayan Toni Supriyanto.
Sampul hari pertama adalah penyebutan untuk amplop yang diterbitkan PT Pos Indonesia bersamaan dengan penerbitan suatu prangko baru.
Acara yang bertema “Mengenal Kebudayaan dan Cerita Rakyat melalui Prangko” merupakan salah satu upaya melestarikan warisan budaya Indonesia.
Kegiatan dihadiri langsung oleh Dirjen PPI Wayan Toni Supriyanto, Direktur Pos Gunawan Hutagalung, Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Serang Kusna Ramdani, Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang Dr. H. TB. M. Suherman, serta Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PosIND Haris.
“Kita semua telah menyaksikan Peluncuran Prangko Seri Senjata Tradisional yang ditandai dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama berisi 4 (empat) desain prangko Senjata Tradisional yaitu Golok Ciomas (Koleksi Museum Sri Baduga), Kujang Ksatria (Koleksi Museum Sri Baduga), Mandau (Koleksi Museum Kapuas Raya), dan Rencong Meupucok (Koleksi Museum Aceh),” ucap Wayan saat sambutan.
Prangko Seri Senjata Tradisional tidak hanya menampilkan gambaran senjata, tapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan identitas yang mengakar dalam sejarah bangsa.
'Senjata-senjata yang dimuat menjadi simbol kekuatan spiritual, keberanian dan kebijakasanaan yang diperkaya dengan filosofi bangsa, serta cara pandang terhadap masa depan yang optimis," kata Wayan.
Pada kesempatan yang sama diadakan juga Edukasi Melalui Prangko dengan simulasi pembelajaran prangko.
Melalui simulasi ini, peserta yang didominasi oleh anak-anak muda, terdiri dari perwakilan guru dan siswa SMP di Serang, diberi pemahaman tentang sejarah prangko dan proses pengiriman surat. Selain itu peserta juga terlibat aktif dalam praktik menulis surat dan mengirimkannya menggunakan prangko.
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PosIND Haris menyampaikan, bahwa kegiatan ini dilakukan tidak hanya untuk mengenalkan prangko kepada generasi muda, tapi juga menumbuhkan chemistry dengan prangko.
”Edukasi Melalui Prangko diharapkan dapat memberi manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang maksimal bagi masyarakat Indonesia,” kata Haris.
Prangko Seri Senjata Trasdisional dicetak dalam bentuk Sampul Hari Pertama (SHP), Souvenir Sheet (SS) dan Fullsheet. Setiap keping Prangko memiliki kopur 10000. Prangko Seri Senjata Trasdisional bisa didapatkan di Pos Indonesia Kantor Cabang Utama dan Pos Indonesia Kantor Cabang maupun dipesan secara online melalui laman filateli.co.id.