Sonora.ID – Berikut 3 teks khutbah Jumat minggu kedua bulan syawal, singkat tapi menyentuh hati yang bisa dijadikan referensi.
Bulan Syawal merupakan bulan ke-10 dalam penanggalan Islam atau Hijriah. Syawal tepat sesudah bulan Ramadhan.
Berhubung suasana bulan Ramadhan masih begitu lekat dalam pikiran, biasanya khutbah Jumat di bulan Syawal masih berisi tentang ibadah seusai Ramadhan.
Sebab, mempertahankan amal ibadah yang telah terbentuk selama Ramadhan bukanlah hal yang mudah.
Maka dari itu, khutbah Jumat minggu kedua bulan syawal diharapkan dapat mengingatkan sekaligus memberi motivasi umat Islam untuk mempertahankan amal ibadah.
Berikut 3 teks khutbah Jumat minggu kedua bulan syawal, singkat tapi menyentuh hati yang bisa dijadikan referensi.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Setelah Ramadhan, Penuh Makna dan Menyentuh Hati
1. Khutbah Jumat Minggu Kedua Bulan Syawal
الحَمْدُ للهِ الّذِي خَلَقَ الخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ، وَأَمْرُهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْمَلُ الخَلْقِ عُبُودِيَّةً للهِ، وَأَعْظَمَهُمْ طَاعَةً لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Jamaah shalat jum'at hafidhakumullah,
Baru saja kita melaksanakan ibadah puasa di Bulan suci Ramadhan. Bulan tersebut hadir sebagai bulan yang paling istimewa di antara sebelas bulan lainnya.
Keistimewaannya pun terlihat dari dorongan untuk memperbanyak ibadah dengan janji pelipatgandaan pahala bagi orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah.
Sebuah bulan yang hari demi harinya, jam demi jamnya, dan menit demi menitnya, detik demi detiknya sangat berharga.
Bagaimana tidak bernilai, bila tidur orang puasa saja dimasukkan sebagai perbuatan ibadah, diamnya setara dengan membaca tasbih, dan amal kebaikan sejajar dengan amal berlipat-lipat di luar Ramadhan.
Atas dasar keutamaan ini, tidak heran bila banyak orang berbondong-bondong menunaikan ibadah Ramadhan sebanyak-banyaknya.
Mereka tidak hanya menahan makan dan minum, tapi juga menjalankan rutinitas di luar amalan fardhu. Mereka mulai memenuhi masjid, gemar bertadarus Al-Qur'an, dzikir, shalat tarawih, memberi hidangan berbuka puasa, dan amalan-amalan sunnah lainnya.
Jamaah shalat jum'at hafidhakumullah,
Tentu sangat menggembirakan menyaksikan gairah baru yang positif seiring dengan tibanya bulan penuh berkah tersebut. Masyarakat menjadi tampak semakin religius. Meskipun, kita tahu semangat yang sama tidak dialami oleh semua orang.
Tetapi, setidaknya kita melihat gejala perkembangan yang lebih baik setidaknya selama satu bulan. Ramadhan mendorong banyak orang untuk mengubah diri, istirahat sejenak dari kesibukan duniawi yang melelahkan, dan meninggalkan hal-hal buruk.
Semoga seluruh amalan tersebut terlaksana atas dasar keimanan yang kokoh sehingga dapat membersihkan kotoran-kotoran masa lalu, sebagaimana sabda Nabi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Jamaah shalat jum'at hafidhakumullah,
Peningkatan intensitas dan frekuensi ibadah adalah hal yang baik. Hanya saja kita perlu seksama agar segenap upaya yang kita curahkan untuk beribadah tidak menguap sia-sia. Menguap sia-sia?