Melainkan harus benar-benar menyusun sesuai kondisi objektif dan menemukenali Sulsel.
"Sehingga saya mendorong betul untuk disusun secara benar, dan mohon dari Kementerian untuk melakukan koreksi. Jika dalam dokumen perencanaan ini ada hal-hal yang patut dan harus dikoreksi," tegasnya.
Menurut Bahtiar, pembangunan di Sulsel mengombinasikan antara alam, manusia dan nilai-nilainya.
Dikelola menjadi satu kekuatan untuk mempercepat lompatan pembangunan. Bahtiar menyebut, yang menjadi perhatian adalah ketimpangan yang terjadi di Pantai Barat dengan Pantai Timur. Serta pembangunan Sulsel yang selama ini masih terpusat di Makassar.
"Pada tahun 2025 hingga 2045 nantinya, harus lebih memberi prioritas pembangunan kewilayahan, dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang disesuaikan dengan potensi dan keunggulan daerah agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," terangnya.
Apalagi, kata Bahtiar, ekonomi Sulsel didorong berdasarkan kekuatan bidang pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan.
Maka dirinya optimistis, Sulawesi Selatan ingin menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045 dengan target pertumbuhan ekonomi 7 persen.
"Sehingga kerjasama dan sinergitas sangat diperlukan termasuk dengan kabupaten dan kota," jelasnya.
Baca Juga: Musrenbang RPJPD Jadi Acuan Visi Misi Calon Wali Kota Makassar
Sementara, Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika, menyampaikan, aspirasi masyarakat pada berbagai sektor yang tertuang dalam laporan reses 85 pimpinan dan anggota dewan.