Sonora.ID - Dalam menulis puisi, hal yang pertama dilakukan oleh pengarang adalah menentukan tema.
Apa itu tema dalam puisi? Tema adalah gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh pengarang.
Tema puisi ini sebenarnya tersebar luas di sekitar kita. Artinya, di sekitar kita bahkan di dalam diri kita sebenarnya telah siap sejumlah tema untuk kita ekspresikan menjadi puisi.
Salah satunya adalah puisi dengan tema alam. Seperti apa tema puisi sesuai dengan alam itu? Misalnya, tema keindahan laut, gunung, sawah, hingga bencana alam.
Di bawah ini kami sajikan kumpulan contoh puisi tentang alam yang singkat, pendek, menarik, dan tentu menyentuh hati, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: 4 Contoh Puisi Perpisahan Anak TK untuk Guru yang Menyentuh Hati
Puisi tentang Alam: Pendek, Indah, Menarik, dan Menyentuh Hati
Puisi 1
Kesegaran Udara Pegunungan
Kubentangkan kedua tanganku
Di puncak gunung berwarna biru
Memandang dari ketinggian
Hamparan bumi penuh keindahan
Kupejamkan mata kuhirup udara
Udaranya pun kuhirup dalam dalam
Agar memenuhi rongga dada
Aku pun merasakan kesegarannya
Inilah alam pegunungan
Sangat bersih dan segar
Jauh dari polusi
Yang bisa menyakiti diri
Puisi 2
Keindahan Alam di Pagi Hari
Ku buka mata
Cahaya pagi menembus kaca jendela
Semerbak mawar merah dan putih merekah
Ku buka jendela
Ku hirup udara nan segar
Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi
Setetes embun membasahi daun
Kicauan indah terdengar di telinga
Angin menembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru dan indahnya bumi
Puisi 3
Hutan yang Indah
Air dangkal kujalani
Tubuh yang basah mulai kukeringkan
Akar-akar pohon memakan air dan hujan telah tiada
Kemarau menyambut
Untuk keseimbangan alam
Merdunya burung-burung bernyanyi
Hari baru sebagai tandanya
Aku terpana akan buaian ini
Hanya millikku saja
Sejenak aku menutup mata
Sejenak membentangkan tanganku
Bahagia kurasakan, sejuk, dan bahagia
Puisi 4
Lukaku Diusap Sang Bulan
Aku melihat senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku
Senyumannya terlihat sangat indah membuat hatiku serasa mekar
Aku pun terdiam
Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu
Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini
Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku
Serta hati ini terasa bahagia karena ia menyinari malam ini
Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?
Membuatku tidak mengerti dibuatnya
Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati
Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki
Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan
Puisi 5
Kemana Perginya Alam Lestari
Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu
Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku
Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
Puisi 6
Pantai
Di tepi pantai kupejamkan mata
Lelah tak tau harus berbuat apa