Pementasan "Ruang Tunggu" oleh Teater Lencana (
Teater Lencana)
Sonora.ID – Ruang Tunggu menceritakan sebuah fantasi setelah kematian. Kebenaran di dunia mungkin berbeda di ruangan ini. Pikiran penonton diporak-porandakan dengan berbagai kemungkinan.
"Kebenaran tergantung di mana kau berdiri. Saat ini kau berada di Ruang Tunggu, maka kebenaran disinilah yang berlaku." Demikian yang diucapkan penjaga kepada ruh putih yang selama hidupnya mematuhi perintah agama dan melakukan kebaikan, sebelum memasuki alam siksaan.
Ketegangan itu telah berhasil disaksikan dalam pementasan kedua Teater Lencana yang berlangsung di Gripa Studio, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 18 Mei 2024 pukul 19.00 WIB.
"Naskah yang ditulis Bayu Adji ini membutuhkan keberanian dalam memerankan dan menerimanya. Tema cerita seperti ruang tunggu banyak dihindari penulis karena dianggap terlalu sensitif," kata Ahmad Alfian selaku Sutradara.
Drama tiga babak ini diperankan Ilham Mahendra sebagai Ruh Putih, Abdul Rauf sebagai Ruh Hitam, Rosma Anggraini sebagai Bidadari, Tika Ayu sebagai Asisten Bidadari, dan Alfian sebagai Penjaga.
Kilatan lampu dan musik riuh yang menggema mengantarkan penonton ke alam bayangan yang tak pernah terpikirkan. Pertunjukan tanpa panggung ini memberikan kesempatan kepada penonton untuk lebih dekat dengan aktor.
"Ampun Tuan apa salah saya? Saya hanya menjalankan perintah dalam kitab. Kenapa saya disiksa?" keluh Ruh Putih kesakitan.
Surga yang dijanjikan sang maha dengan segala keindahannya, serta kehadiran bidadari adalah sisi lain ruang tunggu yang sedari tadi menampilkan kegelapan.
Penonton diajak untuk menikmati kemolekan bidadari. Adegan bercinta yang digarap tanpa bersentuhan membuang jauh nuansa porno aksi.
Apa yang sebenarnya terjadi di alam ini? Aku tak pernah berpikir akan mendapatkan bidadari secantik dirimu. Wahai, siapa nama mu?" ujar Ruh Hitam menggoda bidadari.