Makassar, Sonora.ID - Sejumlah pengembang perumahan mendukung kebijakan pemerintah dalam menghadirkan moda transportasi massal baru di Kota Makassar.
Seperti dengan kesiapan menghibahkan lahan untuk digunakan sebagai jalur kereta api. Seperti disampaikan Executive Director of PDV VIII PT Summarecon Agung, Indra Widjaja Antono, Senin (27/5/2024).
"Jadi dari awal planning (rencana) kita sudah siapkan jarak untuk terlintasi rencana dari pemerintah," ujarnya saat press conference pengenalan klaster The Morizen di Claro Hotel Makassar.
Dia menjelaskan lahan yang disiapkan untuk jalur dan pembangunan stasiun kereta api berada di sekitar Jalan Boulevard, Kelurahan Bulorokeng, Kecamatan Biringkanayya.
Mengenai konsep rel, pihaknya tidak mempermasalahkan dan mempersilahkan pemerintah untuk memutuskan. Diketahui, desain saat ini menjadi polemik seiring adanya penolakan warga dan menginginkan rel melalui Makassar didesain melayang atau elevated.
Baca Juga: Korban Bencana di Sulsel Dapat Bantuan Pertanian, Amran Sulaiman : Perintah Langsung Presiden
"Kalau masalah (desain) atas atau bawah, itu policy dari pemerintah. Jadi kita telah siapkan jarak untuk itu," jelasnya.
Indra juga menyampaikan komitmen perusahaan dalam menciptakan kawasan yang terkoneksi dengan berbagai fasilitas publik. Salah satunya adalah dukungan pengembangan jalur Light Rel Transit (LRT) di Bekasi.
"Buat kami, kita sudah mengikuti perencanaan pemerintah. Kalau di kelapa gading, itu dilewati LRT," tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengungkap keinginan agar pembangunan jalur kereta api melayang. Hal tersebut telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo saat bertemu di Istana Negara 27 Februari lalu.
"Yang jelas saya sudah lapor Pak Jokowi kita usulkan elevated," ujarnya belum lama ini.
Menurutnya, jika dibangun secara at grade atau di permukaan tanah akan menimbulkan potensi banjir besar di Makassar. Terlebih, jalur yang akan dilintasi merupakan kawasan industri dan pergudangan.
"Saya cerita semua kenapa saya menentang at grade di Kota Makassar padahal sebelumnya dirancang elevated karena risiko banjir Makassar meningkat (jika at grade)," sambungnya.
Danny juga mencontohkan dampak pembangunan kereta api at grade di Pangkep dan Maros telah terlihat. Banjir tak seperti biasanya terjadi usai pembangunan kereta api tersebut.
"Kalau kita coba referensi di Maros dan pangkep dengan timbunan 7 meter bahkan sampai 12 meter maka saya tidak bisa bayangkan banjirnya seperti apa," ulasnya.