Namun aksi boikot ini juga bisa berdampak seperti perubahan perilaku perusahaan, dan juga menarik perhatian publik atas isu yang dipermasalahkan.
Asal-usul boikot
Boikot memiliki sejarah panjang sebagai bentuk protes yang efektif. Istilah boikot ini berasal dari nama seorang pengusaha Inggris, Charles Cunningham Boycott.
Sebagian besar tanah pertanian di Irlandia pada abad ke-19 dimiliki oleh tuan tanah yang berkebangsaan Inggris.
Ironisnya, kebanyakan para tuan tanah ini tidak tinggal di Irlandia, jadi untuk mengelola tanah pertaniannya, mereka menyewa manajer lahan yang juga bertugas mengumpulkan uang sewa dari para petani.
Nah, salah satu manajer lahan ini bernama Charles Boycott, ia mengelola tanah pertanian di County Mayo, Irlandia, untuk Earl of Erne seorang aristokrat Inggris.
Pada abad ke-19 agrikultur memang sektor andalan ekonomi Irlandia, tapi pada 1880 terjadi gagal panen yang parah.
Dikutip dari laman workandmoney.com, para petani yang menyewa tanah kepada Earl of Erne meminta harga sewa diturunkan sebesar 25 persen untuk meringankan beban.
Namun Earl of Erne hanya mengurangi sebesar 10 persen dan memerintahkan Boycott untuk mengusir setiap petani yang tidak membayar sewa.
Para penduduk lokal tidak terima atas perlakuan ini, mereka memutuskan untuk tidak lagi mau berurusan dengan Charles Boycott.
Baca Juga: 17 Merk Kurma Israel, Wajib Boikot dan Jangan Beli Brand Ini!
Waktu itu memang belum ada istilah memboikot, jadi Charles Boycott dieksomunikasikan, dikucilkan, atau mengalami ostrasisme.
Penduduk tidak mau lagi mengurusi lahan, berhenti bekerja sebagai pelayan di rumahnya, tidak mau mengirimkan surat-surat.
Pebisnis lokal tidak mau menjual apa pun kepada Boycott, bahkan perempuan lokal menolak membuat roti untuknya.
Hingga tukang cuci pakaiannya pun berhenti, demikian diungkapkan Boycott dalam surat terbuka kepada surat kabar The Times.
Secara fisik Boycott memang tidak dilukai, tapi siapa yang tahan terus-menerus hidup seperti itu? Akibatnya, Charles Boycott terpaksa meninggalkan Irlandia.
Pada 1888, kata boikot pertama kali masuk ke Kamus Oxford.
Namun aksi pengucilan sendiri telah ada jauh sebelum Charles Boycott mengalami pemboikotan.