Sonora.ID - Senyum simpul menghiasi wajah Millena (7 thn), bocah perempuan yang saat ini duduk di bangku SDN 01 Cikoko, Pancoran Jakarta Selatan. Rupanya pagi itu, Millena sedang asyik belajar bahasa Inggris bersama puluhan teman sebayanya di Kampung Inggris Cikoko, Pancoran Jakarta Selatan. Sambil duduk membentuk setengah lingkaran, raut wajahnya seperti terpukau dengan suasana belajar yang menyenangkan. Bersama sekitar 60 orang peserta mulai dari jenjang usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), Millena tampak antusias belajar bahasa Inggris dengan didampingi para pengajar yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pengajar yang juga almuni mahasiswa KKN Kampung Ingggris Cikoko tahun 2019 silam.
Salah satu pengajar di Kampung Inggris Cikoko adalah Adrian Wakum (26). Adrian, putra asal Biak Papua ini menjadi generasi pertama tim pengajar di komunitas Kampung Inggris Cikoko. Sejak dirintis tahun 2019 lalu, peserta yang datang belajar bahasa Inggris hanya 4-5 anak saja. Bersama dengan koleganya yang juga mahasiswa Sampoerna University ini, Adrian bercerita kegiatan belajar bahasa Inggris bersama dilatarbelakangi keresahan orangtua atas anaknya. Ia mendapati dengan gawai di tangan, anak-anak di Cikoko menjadi lebih suka bermain game online ketimbang menggunakannya untuk belajar.
"Awalnya dari Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kami sebagian ditugaskan disini oleh kampus bekerja sama dengan kelurahan. Ada juga bantuan dari sejumlah perusahaan dengan konsep CSR-nya. Bersama dengan lurah, pak RT dan anggota masyarakat lainnya, kami bersemangat untuk menggalang dukungan. Mahasiswa ikut mendampingi anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), termasuk soal-soal bahasa Inggris. Kelasnya juga kami pisah dengan kategori warna yakni Red, Blue dan Yellow," ujar Adrian saat ditemui Sonora di Jalan Cikoko 1, Jakarta Selatan, Kamis (30/05/2024).
Adrian lalu berujar anak-anak sekitar Cikoko terbilang sangat antusias mengikuti pembelajaran yang disampaikan para pengajar yang juga mahasiswa fakultas ilmu pendidikan dari berbagai kampus.
"Komunitas kami memang kecil tapi bagaimana yang kecil ini juga berdampak," ujar Adrian bangga.
Dua tahun proses pembelajaran di Kampung Inggris Cikoko terus berjalan. Namun, siapa sangka pada tahun 2022, ditengah tinginya semangat belajar Anak-anak Kampung Inggris Cikoko, terpaan pandemi Covid-19 datang menerjang kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Semua sendi kehidupan terdampak termasuk kegiatan belajar tatap muka di Kampung Inggris Cikoko. Tidak ada lagi belajar bersama dan saling bertatap muka. Waktu itu, kegiatan belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris Cikoko terpaksa dihentikan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Kepada Sonora, Adrian kemudian bercerita latar belakang penamaan Kampung Inggris Cikoko. Menurutnya, nama Kampung Inggris merujuk pada kesadaran kolektif akan pentingnya penguasaan bahasa Inggris di kalangan anak-anak Cikoko. Pria asal Biak ini lalu menuturkan keinginan membantu anak-anak dalam penguasaan dasar berbahasa Inggris (Basic English) seperti kemampuan berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Kemampuan dasar ini diperlukan untuk tambahan atau bekal pembelajaran di sekolah formal bahkan jenjang pendidikan berikutnya.
"Lebih kepada bahasa Inggris karena memang anak-anak kita sekarang ini perlu dengan pengusaan bahasa. Pekerjaan Rumah (PR) kita adalah bahasa Inggris untuk menunjang adik-adik ini kedepannya. Ketika mereka mau masuk sekolah minimal mereka punya dasar. Kita bekali dan tidak mengeluarkan biaya ya alias gratis," tambahnya
Tahun 2022, tepatnya dua tahun pasca pandemi Covid-19, kerinduan untuk belajar di Kampung Inggris Cikoko kembali bergelora. Anak-anak Cikoko semakin antusias berkumpul dan belajar bersama. Bahkan, anak-anak dari "tetangga" kelurahan lain seperti Pengadegan, Jakarta Selatan juga ikut belajar bersama.
Semangat dan antusiasme yang tinggi juga diperlihatkan para orangtua, pengurus RT/RW, Lurah Cikoko hingga Pemprov DKI Jakarta. Asa ini adalah untuk kembali mendukung keberadan Kampung Inggris Cikoko sebagai sarana pembelajaran bahasa Inggris. Uniknya, bak gayung bersambut, masyarakat umum dan sejumlah perusahaan juga ikut tergerak untuk berkolaborasi dalam upaya mencetak generasi penerus yang siap menghadapi globalisasi lewat penguasaan bahasa Inggris.