Malang,Sonora.Id - Kesejahteraan masyarakat menjadi cita-cita luhur negara untuk mewujudkan kualitas hidup yang baik dan berkelanjutan bagi rakyatnya. Maraknya pernikahan usia dini merupakan salah satu faktor kendala untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang, Aniswaty Aziz, S.E.,M.Si mengatakan permasalahan yang timbul di masyarakat ini ditengarai karena kurangnya edukasi mengenai dampak dari pernikahan dini.
Hal tersebut disampaikan Aniswaty dalam wawancara dengan A. Diva Tim Radio Kalimaya Bhaskara, Malang, Rabu, (05/6/2024).
Menurut Anis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang saat ini sedang fokus pada berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, DPPKB juga ikut menangani program penurunan angka stunting di Kabupaten Malang.
“Program kami yang masih berjalan diantaranya pendewasaan usia perkawinan, pengaturan fertilitas untuk menjaga keseimbangan jumlah angka kelahiran dan kematian, serta peningkatan ketahanan keluarga dengan edukasi kepada ibu yang memiliki balita, remaja, dan lansia,”ujar Anis.
Anis menambahkan bahawa Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan dan 12 kelurahan yang membawahi 378 desa, dengan total penduduk 2.464.369, sampai saat ini sebanyak 78% keluarga di Kabupaten Malang telah mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Kendati demikian, masih terdapat tantangan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya KB di kalangan laki-laki.
“Banyak wanita menggunakan KB, padahal laki-laki juga bisa berpartisipasi program KB melalui vasektomi.” ujarnya.
Program KB mantap jenis Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen pada pria dengan cara memutus penyaluran sperma.
“Sayangnya, dalam satu tahun, tidak lebih dari 20 laki-laki yang mengikuti KB vasektomi,” tambah Anis.
Baca Juga: RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang Janjikan Superblock untuk Tingkatkan Kualitas Layanan
Baca Juga: BI Malang Gelar Layanan Penukaran Uang Terpadu 2024
Tantangan DPPKB Kabupaten Malang dalam mensukseskan program KB melalui penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat, dengan penyuluhan kepada calon akseptor KB laki-laki dengan membentuk grup yang didampingi oleh dokter dan diawasi langsung oleh DPPKB.
“Laki-laki yang biasanya mengikuti program vasektomi adalah mereka yang sudah memiliki anak yang cukup atau memiliki istri yang sedang sakit. Syarat untuk mendapatkan KB vasektomi antara lain adalah sudah berumur 40 tahun dan mendapatkan persetujuan dari istri,” tegas Anis.
Selain memberikan penyuluhan tentang pentingnya ber-KB pada pria maupun wanita, DPPKB juga bertugas memberikan pengertian kepada keluarga tentang pentingnya ber-KB. Namun, ada kondisi di mana masyarakat tidak bisa mengikuti KB, seperti pasangan usia subur yang secara medis tidak bisa menggunakan KB karena kondisi kesehatan tertentu (misalnya pendarahan atau alergi), atau karena alasan agama. Secara medis, beberapa orang harus menyelesaikan pengobatan penyakit tertentu seperti jantung atau hepatitis sebelum dapat menggunakan KB.
Lebih lanjut Anis menjelaskan bahwa saat ini ada 7 Jenis KB yang tersedia meliputi kondom, implant, suntik, pil, MOW (Metode Operasi Wanita), dan MOP (Metode Operasi Pria). DPPKB terus melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan berbagai metode KB ini kepada masyarakat agar masyarakat memiliki edukasi tentang jenis-jenis KB yang sesuai dengan kebutuhannya.
“Selain edukasi kepada masyarakat soal penggunaan alat kontrasepti, DPPKB juga memiliki tugas untuk menghindari pernikahan dini dikalangan remaja,” pungkasnya.
DPPKB Kabupaten Malang mencatat adanya trend penurunan jumlah pernikahan dini di Kabupaten Malang, dari 1400 pasangan pada tahun 2023 menjadi 700 pasangan muda. Tren ini disebabkan oleh peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya berkarir, terutama di kalangan wanita.
“Kami menjalankan berbagai program seperti Bina Keluarga Berencana, pusat informasi konseling remaja, dan duta generasi berencana yang dididik dan dibekali pengetahuan tentang perencanaan hidup,” tutup Anis.
Selain berbagai program diatas, ada juga program sekolah siaga kependudukan yang hadir untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya pernikahan dini, termasuk kesiapan reproduksi dan perencanaan pernikahan yang matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan.
Melalui berbagai program diatas DPPKB Kabupaten Malang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menurunka prevalensi angka stunting serta pernikahan dini, demi masa depan yang lebih baik dan menuju Generasi Emas 2024 khususnya bagi masyarakat Kabupaten Malang, Jawa Timur.