Bio Farma Sebut Pentingnya Vaksinasi Meningitis Sebelum Melaksanakan Ibadah Haji

10 Juni 2024 11:25 WIB
Kegiatan Surabaya Haji Umrah Expo 2024, yang berlangsung dari 5 – 9 Juni 2024 di Royal Plaza, Surabaya/Dok. Corcomm Bio Farma
Kegiatan Surabaya Haji Umrah Expo 2024, yang berlangsung dari 5 – 9 Juni 2024 di Royal Plaza, Surabaya/Dok. Corcomm Bio Farma ( )
 
Surabaya, Sonora.ID - Setiap tahun, jutaan orang dari berbagai negara berkumpul di Arab Saudi untuk melaksanakan haji. Kerumunan besar ini menciptakan kondisi yang ideal bagi penyebaran penyakit menular seperti meningitis, influenza, dan pneumonia. 
 
Di samping itu, cuaca ekstrem di Arab Saudi, baik panas yang menyengat maupun perubahan cuaca yang tiba-tiba, dapat mempengaruhi kesehatan jamaah, terutama mereka yang lanjut usia atau memiliki kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi langkah pencegahan yang sangat penting untuk mengurangi risiko terkena penyakit selama pelaksanaan haji.
 
Dalam siaran persnya, Minggu (10/6/2024), Bio Farma membagikan informasi tentang pentingnya melakukan vaksinasi sebelum melaksanakan ibadah Haji atau Umrah di kegiatan Surabaya Haji Umrah Expo 2024, yang berlangsung dari 5 – 9 Juni 2024 di Royal Plaza, Surabaya. 
 
 
"Sosialisasi ini dilakukan dalam rangka memberikan informasi terkait vaksinasi yang dilakukan sebelum calon jamaah berangkat ke tanah suci, terutama dalam mengantisipasi paparan penyakit meningitis," ucap Product Manager Bio Farma, dr Asep Irham Fattahul Quran.
 
Menurutnya, kebutuhan manusia untuk melakukan vaksinasi sebenarnya relatif penting, apalagi vaksinasi itu bertujuan untuk memunculkan imunitas baru," kata dr. Asep.
 
"Vaksinasi akan sangat bermanfaat untuk melindungi tubuh, terutama di daerah yang padat manusia seperti di Tanah Suci. Sebagai antisipasi kita terhadap penyakit yang mudah menular antar manusia," ungkapnya
 
"Di Indonesia paparan penyakit lebih terkendali. Sedangkan di tanah suci, kita bertemu dengan orang dari beberapa negara, nah itu yang akan menjadi paparan untuk jamaah-jamaah Indonesia ” ungkapnya lagi.
 
Ia juga menyebut, vaksinasi cenderung penting selain untuk menangkal diri dari virus atau bakteri, juga sebagai upaya untuk melindungi diri dari paparan penyakit dari luar, sehingga, disarankan juga bagi para jamaah haji dan umrah ataupun pelancong yang ingin keluar negeri melakukan suntikan vaksin terlebih dahulu. 
 
"Terutama pada calon jamaah usia lansia, dengan kualitas daya tahan tubuhnya yang mulai menurun. Sangat di rekomendasikan bahkan diwajibkan kepada orang yang sudah tua, karena kalau penyakit menular itu kalau kita nggak sadar bawa penyakit bisa menularkan ke orang-orang terdekat di rumah," tegasnya.
 
Selain hal tadi, dr. Asep juga menekankan kepada calon jamaah haji baiknya melakukan vaksinasi pada dua minggu sebelum keberangkatan, karena ukuran bangunan imunitas yang dilakukan tubuh pasca melakukan vaksinasi berada pada rentang waktu dua sampai tiga minggu setelah vaksin disuntikkan. 
 
 
Pada dasarnya, vaksinasi memiliki efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun umumnya dampak yang ditimbulkan tergolong ringan dan dapat pulih setelah beberapa saat, sepeti halnya demam, bengkak di area suntikan, gatal dan lain sebagainya. 
 
dr. Asep menambahkan, bahwa vaksinasi dapat dilakukan dua kali dalam satu sesi untuk memberikan perlindungan lebih terhadap paparan penyakit.
 
“Calon jamaah dapat melakukan dua vaksinasi dalam satu kegiatan untuk proteksi lebih terhadap penyakit. Sebagai contoh, calon jamaah dapat melakukan vaksinasi flu dan meningitis sebelum berangkat agar tidak terpapar selama ibadah haji atau umrah," katanya.
 
Diketahui, vaksinasi meningitis cukup penting dilakukan sebelum calon jamaah pergi ke tanah suci. Kasus Meningitis Meningokokus sering dilaporkan di Arab Saudi. Pada tahun 2002-2011, terdapat 184 kasus konfirmasi Meningitis Meningokokus (hanya 9% berasal dari jamaah haji dan umrah) yang dominan disebabkan oleh serogroup W135. Akan tetapi, pada tahun 2012-2019 dilaporkan 44 kasus konfirmasi yang seluruhnya merupakan WN Arab Saudi.
 
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil survei rutin karier meningitis meningokokus pada jemaah haji Indonesia pada tahun 1993-2003 menyebutkan bahwa pada jemaah haji Indonesia ditemukan adanya karier meningokokus sekitar 0,3%-11% dengan serogroup A, B, C, dan W135. 
 
Semenjak diberlakukan vaksinasi meningitis bagi jemaah haji, umroh, TKI pada tahun 2010, belum pernah dilaporkan kasus konfirmasi penyakit Meningitis Meningokokus di Indonesia.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm