Kedua, dimensi horizontal atau sosial di mana dengan kurban akan mampu menggembirakan orang-orang yang membutuhkan pada Hari Raya Idul Adha. Rasulullah bersabda melalui hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA berikut ini:
Artinya: Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya. (HR Imam at-Tirmidzi)
Sekali lagi, kurban bisa jadi menjadi salah satu ujian umat Islam apakah memiliki kepedulian kepada kalangan yang membutuhkan. Juga dapat sebagai ukuran seberapa besar kepercayaan dalam menjalankan perintah agama, apakah sungguh-sungguh atau justru malas dalam melaksanakannya. Belum lagi aneka kalkulasi yang terkadang hal tersebut juga tidak layak untuk dikedepankan.
Dengan demikian, banyak hal yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Buktikan rasa syukur tersebut dengan melaksanakan perintah, khususnya dengan mengeluarkan kurban. Dan tidak perlu bertanya, apa yang akan kita terima dari melaksanakan kebaikan tersebut melainkan pasrahkan saja kepada-Nya. Lantaran dengan pasrah, maka kita akan mendapatkan ketenangan.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikian khutbah singkat ini, semoga bermanfaat, dan mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita sebagai jiwa-jiwa yang dekat dengan Allah SWT dan memiliki kepekaan sosial dengan saling berbagi pada sesama.
2. Khutbah Jumat Menyambuh Hari Raya Idul Adha
Ibadah Haji Sebagai Momentum Persatuanأَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الرَّحْمَنِ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْانِ: وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ad Mari kita awali khutbah Jumat ini dengan senantiasa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah swt, dengan senantiasa melafalkan alhamdulillahi rabbil âlamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, terkhusus nikmat Islam dan iman yang terus tertanam dalam sanubari kita semua, sehingga menjadikan kita terus terpanggil untuk menunaikan kewajiban untuk bermunajat kepada-Nya.
Shalawat dan salam tidak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Insan terbaik, insan sempurna dan insan teladan sepanjang zaman, yang telah berhasil membawa visi-misi Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan syafaatnya kelak pada hari kiamat. Amin ya rabbal alamin.
Selanjutnya, sudah merupakan kewajiban bagi kami selaku khatib pada kesempatan salat Jumat ini, untuk terus mengajak kepada diri sendiri, keluarga dan semua jamaah yang hadir, untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab hanya inilah yang akan menjadi penyelamat dan bekal kita semua kelak di akhirat.
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah. Persatuan merupakan salah satu nilai utama dalam ajaran Islam dan harus kita upayakan bersama. Ajaran Islam mendorong kita semua untuk bersatu dan saling mendukung dalam hal-hal kebaikan.
Persatuan dalam Islam pun tidak hanya terbatas pada hubungan antar sesama muslim, namun juga meluas kepada semua umat manusia. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya persatuan ini dalam surat Ali 'Imran, Allah swt berfirman:
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara." (QS Ali 'Imran [3]: 103).
Pentingnya persatuan tidak bisa kita abaikan. Persatuan merupakan fondasi yang kuat untuk meraih kemajuan, stabilitas, dan kesejahteraan kita bersama. Ketika masing-masing dari kita yang memiliki latar belakang berbeda dan keyakinan yang beragam bisa bersatu, hal ini akan menciptakan kekuatan yang luar biasa, dan mampu mengatasi berbagai tantangan serta memperkuat hubungan antar manusia.
Berkaitan dengan pentingnya persatuan ini, mari kita bersama-sama melihat umat Islam ketika menunaikan ibadah haji. Ibadah haji merupakan momentum bagi kita semua untuk melihat betapa indahnya persatuan. Meski berbeda suku, bangsa, ras, pemahaman dan hal-hal lainnya, namun mereka semua tetap bersatu.
Hal ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kita semua, bahwa ibadah haji harus benar-benar menjadi momentum untuk membangun persatuan dan kerukunan antar sesama manusia. Berkaitan dengan ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
Artinya: "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji." (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi dalam kitab kumpulan fatwanya, Fatawa Kulli ma Yahimmul Muslim, menjelaskan bahwa ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam ini memiliki banyak dampak positif, salah satunya adalah membangun kesadaran bahwa ibadah ini menjadi momentum persatuan umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Dalam momentum ini, kita bisa melihat umat Islam berdatangan dari mana-mana, dengan warna kulit yang berbeda, bahasa yang berbeda dan negara yang berbeda. Hal ini seharusnya menjadi momentum untuk membangun kesadaran, bahwa semua manusia itu sama, yaitu sama dalam satu naungan agama Islam.
Karena sama, maka tidak ada alasan untuk saling bercerai-berai, tidak ada alasan untuk tidak bersatu, dan tidak ada alasan untuk tidak saling cinta antar sesama. Syekh Mutawalli Sya'rawi mengatakan:
وَفِي جَلاَلِ هَذِهِ الْوَحْدَةِ، تَنْصَهَرُ الْأَجْنَاسُ وَالْأَلْوَانُ وَاللُّغَاتُ، فَلَا نَسَبَ اِلَّا اِلىَ الْاِسْلَامِ وَلَا حَسَبَ اِلَّا اِلَى الْاِيْمَانِ
Artinya: "Dan di tengah-tengah persatuan (ibadah haji) ini, maka jenis-jenis, warna kulit, dan bahasa akan melebur (menjadi satu), sehingga tidak ada yang pantas untuk dijadikan atribusi selain Islam, dan tidak ada yang perlu diperhitungkan kecuali iman."
Tidak hanya itu, mari kita ingat salah satu perumpamaan yang Rasulullah sampaikan kepada kita semua perihal hubungan umat Islam dengan yang lainnya. Dalam perumpamaan itu, Rasulullah menggambarkan umat Islam seperti bangunan yang harus sama-sama saling melengkapi, dan masing-masing bagiannya saling menopang dan memperkuat satu sama lain.
Ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan dan kekompakan umat Islam. Nabi bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Artinya, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan antara sebagian dengan bagian yang lain." (HR Muslim).
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Demikian adanya khutbah Jumat perihal pelajaran berharga dari ibadah haji tentang pentingnya persatuan. Sudah tiba saatnya sesama muslim menumbuhkan sikap saling tolong-menolong, saling mendukung dan membantu dengan yang lainnya, kendati pun berbeda pemahaman, ras dan suku.
Semoga khutbah ini bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
3. Khutbah Jumat Menyambuh Hari Raya Idul Adha
Mari Berkurban Raih Pahala dan Keutamaannya
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah ad Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istikamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu salat Jumat.
Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya. Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa sahbihi, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat, keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa berusaha untuk mengikuti seluruh jejak langkahnya.
Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Salah satu media untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt adalah dengan cara terus berusaha untuk meriah cinta dan kasih sayang-Nya. Caranya adalah dengan istiqamah melakukan semua yang diperintahkan, baik perintah yang wajib, seperti salat, puasa, zakat, dan lainnya, ataupun yang sunnah, seperti berkurban pada hari raya idul Adha.
Dengan cara itulah, maka Allah akan cinta kepada kita semua. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh nabi dalam salah satu hadisnya, yaitu:
مَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Artinya: "Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah aku wajibkan baginya. Dan tidaklah mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya." (HR Bukhari).
Perbuatan sunnah yang bisa kita lakukan sangat banyak macamnya, dan salah satunya adalah dengan cara berkurban. Berkurban merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam (sunnah muakkad). Hal ini sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar [108]: 1-2).
Berdasarkan ayat ini, kita semua sangat dianjurkan untuk berkurban setelah menunaikan salat hari raya idul Adha, baik dengan unta, sapi, kambing, ataupun domba. Adanya anjuran itu tidak lain selain sebagai bentuk syukur kepada Allah swt atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua.
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Berkurban pada hari raya Idul Adha memiliki nilai keutamaan dan kemuliaan yang sangat tinggi, dan merupakan salah satu perbuatan yang sangat disenangi oleh Allah swt. Karenanya, Allah segera mempersiapkan pahala kepada orang-orang yang berkurban, walaupun pisau baru digesekkan pada leher hewan tersebut, bahkan sebelum darahnya membasahi tanah.
Hal itu merupakan balasan atas ketaatan orang-orang yang berkurban dalam memenuhi seruan dari Allah. Dalam salah satu haditsnya, nabi bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِى فَرْثِهِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ فِى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: "Tidak ada amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban, yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan (berkurban). Sesungguhnya, hewan kurban itu pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Dan sungguh, sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah. Karenanya, lapangkanlah jiwa kalian untuk melakukannya." (HR at-Tirmidzi).
Selain keutamaan ini, Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam salah satu karyanya, yang berjudul al-Ghunyah li Thalibi Thariqi al-Haq, menjelaskan bahwa suatu saat Nabi Daud pernah bertanya kepada Allah perihal pahala atau balasan yang akan didapatkan oleh umat Nabi Muhammad yang berkurban. Kemudian Allah menjawab:
ثَوَابُهُ أَنْ أَعْطِيَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلىَ جَسَدِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَأَمْحُوْ عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَأَرْفَعُ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ. أَمَّا عَلِمْتَ يَا دَاوُدَ أَنَّ الضَّحَايَا هِيَ الْمَطَايَا وَأَنَّ الضَّحَايَا تَمْحُوْ الْخَطَايَا
Artinya: "Pahalanya adalah bahwa pada setiap bulu dari hewan kurbannya, Aku beri dia sepuluh kebaikan, Aku hapus sepuluh dosa-dosanya, dan Aku angkat dia dengan sepuluh derajat. Ketahuilah wahai engkau Daud, bahwa sesungguhnya hewan kurban itu adalah kendaraan dan sungguh hewan kurban itu adalah penghapus kesalahan-kesalahan."
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Itulah beberapa kemuliaan dan pahala yang akan diberikan oleh Allah kepada kita semua jika berkurban. Oleh karenanya, mari pada momentum hari raya Idul Adha kali ini kita jadikan ajang untuk sama-sama berkurban dalam rangka memenuhi seruan Allah.
Selain karena kemuliaan dan pahala yang sangat banyak, juga agar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, karena anjuran ini hanya satu kali dalam setiap tahunnya, yaitu setelah salat salat idul Adha (10 Dzulhijjah) hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Demikian khutbah Jumat perihal keutamaan dan pahala yang akan didapatkan oleh orang-orang yang berkurban. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istikamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News