Palembang, Sonora.ID - Perkembangan era digital berjalan begitu cepat. Digitalisasi merambah kesemua lini termasuk media elektronik. Bagaimana kondisi radio di era digital sekarang?, Budhi Widi Astuti atau akrab dipanggil Wilsa selaku Tenaga Ahli Subdit Peyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kepada Sonora (14/06/2024) mengatakan bahwa dengan masuknya teknologi digital sekarang di Indonesia maka menambah tantangan dan persaingan bagi radio, radio
dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi.
"Kalau kita melihat kondisi radio di Indonesia saat ini sebenarnya mengalami banyak tantangan ya, terutama dengan adanya, kemarin kita sempat kena pandemi Covid-19, kemudian juga dengan masuknya teknologi digital di Indonesia. Nah, saya rasa ini merupakan kondisi yang betul-betul harus diperhatikan oleh manajemen penyiaran radio, baik itu radio lokal, radio sosial, bahkan radio dari pemerintah atau LPP. Karena apa? Karena memang kita harus menghadapi kenyataan bahwa digital itu semakin merangsik masuk, kemudian sangat mempengaruhi
radio yang eksis sampai saat ini," ujarnya.
"Memang ada banyak persaingan ya, karena radio sebagai medium yang mainstream itu punya persaingan sekarang ini, bukan hanya dengan media sosial, tapi juga kita tahu sekarang ada Spotify dan sebagainya. Jadi untuk medium dengarnya saja kita ada persaingan. Jadi yang harus
dilakukan oleh radio-radio di Indonesia adalah mari kita sama-sama beradaptasi," tandasnya.
Wilsa menjelaskan bahwa proses adaptasi radio menuju radio digital berbeda dengan televisi, televisi ada switch off analog sementara untuk radio diharapkan siaran analog tidak dimatikan tetapi tetap jalan beriringan dengan yang digital atau yang dinamakan simultan.
"Ya, kalau televisi digital memang kemarin kita tahu bahwa ada switch off ya. Jadi memang mau tidak mau ada aso itu. Tetapi untuk radio digital, kalau di Indonesia ini diharapkan nanti analog itu
tidak dimatikan. Tetapi analog tetap jalan, siaran radio teresterial tetap jalan. Tetapi juga radio beradaptasi ke yang digital. Nah ini yang kemudian ada satu istilah dinamakan simultan. Analognya jalan, teresterialnya jalan, digitalnya juga jalan. Sehingga tidak ada yang
dimatikan analognya. Ini yang kemarin sempat menjadi kekhawatiran dari banyak pelaku penyiaran radio," terangnya.
Selanjutnya Wilsa mendorong kepada semua pelaku penyiaran radio di Indonesia agar mindsetnya berubah. radio diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan era digital sekarang ini.
"Mari kita beradaptasi dengan cepat tentunya. Jangan menganggap bahwa radio ini industri yang sunset industry, yang mau mati. Tidak, tapi kita harus bergerak cepat, kita harus beradaptasi.Karena dengan begitu radio di Indonesia akan tetap eksis," pungkasnya.
Baca Juga: Idul Adha 1445 H, Lebih Kurang 30 Ribu Hewan Kurban Disiapkan di Sumsel