"Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalat lah, sambung silaturahmi, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali".
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah tentang keutamaan dan amalan sunah di 10 Muharram. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan manfaat bagi kita semua. Terlebih, Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Peristiwa Penting pada 10 Muharram
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dari mimbar ini alfaqir mengajak kepada diri sendiri juga kepada jamaah Jumat untuk senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah swt.
Takwa makanya mengerjakan apa saja yang sudah diperintahkan Allah swt dan meninggalkan segala yang Allah larang.
Takwa menjadi hal yang paling pokok dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sudah jamak diketahui bersama, bahwa di dunia kita hanya singgah.
Hidup kekal hanyalah di akhirat kelak. Dan dengan takwa inilah dapat mengantarkan kita kepada kehidupan yang penuh kebahagiaan, bahagia yang hakiki.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Muharram adalah permulaan bulan dalam Islam. Ditetapkannya Muharram sebagai mukadimah di tahun hijriah ini melalui diskusi panjang di masa Sahabat Umar bin Khattab.
Pada kesempatan ini alfaqir ingin mengulas terkait peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram tahun hijriah.
Dan pada hari Jumat ini, kita tengah berada di 10 Muharram 1445 hijriah. Sebuah momentum yang baik untuk mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi sehingga umat Islam begitu memuliakan hari Asyura dengan berpuasa dan aneka kebaikan.
Sejumlah peristiwa yang terjadi pada hari Asyura tentu sudah berlangsung sangat lama.
Namun, bagi umat Islam, kita tidak bisa melewatkan begitu saja. Karena hal itu adalah sejarah yang bisa kita ambil pelajaran atau hikmah di balik peristiwa tersebut.
Sehingga tentu saja, harapannya adalah dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Ada banyak peristiwa yang diabadikan dalam sejarah umat Islam pada hari Asyura. Dua peristiwa dari sekian banyak peristiwa itu, pertama, berlabuhnya perahu Nabi Nuh dengan selamat di bukit Judiy.
Kedua, Nabi Musa diselamatkan Allah swt dari kejaran Raja Fir’aun beserta bala tentaranya.
Dua peristiwa penting ini sebagaimana riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:
مَرَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِأُنَاسٍ مِنَ الْيَهُوْدِ قَدْ صَامُوْا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: مَا هٰذَا مِنَ الصَّوْمِ، قَالُوْا: هٰذَا الْيَوْمُ الَّذِيْ نَجَّى اللهُ مُوْسَى وَبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنَ الْغَرَقِ وَغَرِقَ فِيْهِ فِرْعَوْنُ، وَهٰذَا الْيَوْمُ اسْتَوَتْ فِيْهِ السَّفِيْنَةُ عَلَى الْجُوْدِيِّ، فَصَامَهُ نُوْحٌ وَمُوْسَى شُكْرًا لِلِه تَعَالَى، فَقَالَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: أَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى وَأَحَقُّ بِصَوْمِ هٰذَا الْيَوْمِ، فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِالصَّوْمِ
Artinya, “Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati sekelompok orang Yahudi yang tengah berpuasa hari Asyura, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Puasa hari apa ini?,” mereka menjawab: Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan Bani Isra’il dari tenggelam, sedangkan Fir’aun di hari ini tenggelam. Hari ini adalah hari ketika perahu Nabi Nuh berlabuh di bukit al Judiy. Karena itu, Nuh dan Musa berpuasa di hari ini karena bersyukur kepada Allah ta’ala. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa dan lebih berhak untuk berpuasa hari ini,” kemudian Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.” (HR Imam Ahmad).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Nabi Nuh 'alaihissalam adalah salah satu Nabi Allah yang sangat luar biasa. Nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum yang kafir. Beliau-lah nabi dan rasul pertama yang diutus kepada orang-orang kafir.
Para nabi dan rasul sebelumnya, yaitu Nabi Adam, Nabi Syits dan Nabi Idris ‘alaihimussalam diutus oleh Allah kepada kaum Muslimin.
Umat ketiga nabi tersebut semuanya beragama Islam. Tidak ada satu pun yang kafir.
Nabi Nuh gigih berdakwah di tengah-tengah orang-orang kafir, mengajak mereka di jalan Allah menjadi orang-orang yang beriman.
Nabi Nuh sangat sabar menghadapi orang-orang kafir. Meski Nabi Nuh harus menerima perlakuan mereka yang tidak manusiawi.
Mereka memusuhi Nabi Nuh, menyakitinya, melecehkannya bahkan memukulinya.
Mereka tidak berhenti memukuli Nabi Nuh ‘alaihissalam sampai beliau pingsan karena pukulan yang bertubi-tubi dan sangat keras, sehingga mereka mengiranya telah mati, lalu Allah menyembuhkannya.
Itu semua tidak mengendorkan dan mematahkan semangatnya dalam berdakwah.
Berkali-kali Nabi Nuh ‘alaihissalam mengalami siksaan demi siksaan, tapi beliau tetap kembali mengajak mereka agar beriman.
Nabi Nuh berdakwah tanpa henti siang malam. Biak secara rahasia maupun terang-terangan. Kadangkala dengan menyampaikan kabar gembira (targhib) dan terkadang dengan memberi peringatan (tarhib).
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Islam 1446 H, Menyentuh Hati!
Beliau konsisten dalam berdakwah selama 950 tahun. Akan tetapi kebanyakan kaumnya tidak beriman. Mereka tetap pada kesesatan dan kekufuran.
Allah mewahyukan kepadanya bahwa tidak akan beriman kepadanya di antara kaumnya kecuali orang-orang yang telah beriman. Maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berdoa agar orang-orang kafir dimusnahkan semuanya. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (سورة نوح: ٢٦)
Artinya, “Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS Nuh: 26)
Lalu Allah kirimkan kepada mereka adzab-Nya. Allah timpakan kepada mereka banjir besar sehingga tidak menyisakan satu orang pun di antara orang-orang kafir.
Allah selamatkan Nabi-Nya dan orang-orang beriman di antara kaumnya dengan perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh dengan perintah Allah.
Allah pun menjaga perahu tersebut dengan pemeliharaan dan perhatian-Nya hingga berlabuh dengan selamat di bukit Judiy.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Peristiwa penting yang kedua adalah apa yang dihadapi Nabi Musa. Ia hidup di masa raja yang zalim dan melampaui batas, yaitu Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan.
Allah memerintahkan Nabi Musa agar pergi kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa.
Nabi Musa pun pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan bahwa beliau benar-benar utusan Allah ta’ala.
Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman.
Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang.
Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. Akan tetapi Allah menolong Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman:
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ (سورة الشعراء: ٦٣)
Artinya, “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,” maka terbelah-lah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS asy-Syu’ara’: 63)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering.
Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka.
Allah subhanahu wa ta’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya. Allah ta’ala berfirman:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (سورة يونس: ٩٠ - ٩١)
Artinya, “Dan Kami menyelamatkan Bani Isra’il melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir´aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir´aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra’il, dan saya termasuk orang-orang yang memeluk Islam.” Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Yunus: 90-91).
Ketika Fir’aun hampir tenggelam dan mati, ia menyatakan taubat. Padahal taubat tidak lagi bermanfaat dan tidak diterima dalam keadaan seperti itu.
Karena di antara syarat taubat adalah dilakukan sebelum seseorang putus asa dari hidup seperti ketika akan tenggelam dan tidak ada kemungkinan selamat. Inilah yang terjadi pada Fir’aun. Allah ta’ala berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (سورة النساء: ١٨)
Artinya, “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekufuran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih” (QS an-Nisa’: 18).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Para Nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam melaksanakan berdakwah.
Medan juangnya mungkin sekarang sudah berbeda, tetapi tekad dan keteguhan Nabi Nuh dan Nabi Musa masih relevan kita contoh di masa sekarang.
Bila ditarik pada zaman di mana ulama-ulama terdahulu berjuang, kita juga dapat menemukan hal yang sama, spirit mereka tak pernah pudar dalam mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk agama Allah, umat, bangsa, dan negara.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Di hari Asyura kita disunnahkan berpuasa Asyura. Hikmah puasa ini menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Sebagaimana diterangkan pada hadits berikut:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Demikian khutbah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
3. Khutbah Jumat 10 Muharram
اَلْحَمْدُ للهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الشُّهُور إثْنَا عَشَرَ شَهْرًا يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالْأَهُ. فَيَاأَيُّهَا الحَاضِرُونَ وَالسَّامِعُوْنَ رَحِمَكُمُ الله. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ. كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1439 H. Di bulan Muharram ini, kita teringat peristiwa bersejarah yaitu keputusan bulat Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah.
Pada bulan Muharram ini pula, dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah.
Adapun berkaitan dengan 10 Muharram, di samping hijrahnya Nabi, juga banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari itu.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Adam as diterima taubatnya dan bertemu dengan isterinya Hawa di Jabal Rahmah padang Arafah.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Idris yang dikenal sebagai singa penumpas kebatilan diangkat ke langit dan kini masih tinggal di langit.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Nuh dan sebagian dari umatnya diselamatkan Allah dari tenggelamnya bumi ini.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Yusuf yang pernah difitnah oleh berita hoax dibebaskan dari penjara.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ya'kub bisa melihat kembali setelah beberapa tidak bisa melihat.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ayyub disembuhkan Allah dari penyakit yang mengerikan pada waktu itu.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Yunus yang berada di perut ikan hiu selama 40 hari 40 malam dikeluarkan dari perut ikan tersebut.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Sulaiman diberikan kerajaan yang tidak pernah ada sebelumnya dan tidak pernah ada pula yang menyamainya setelahnya.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Musa diselamatkan Allah dari kepungan Raja Fir'aun dan tentaranya di laut merah.
Dan pada bulan Muharram ini pula keputusan bulat dan dengan tekad yang kuat Rasulullah memutuskan untuk berhijrah.
Mungkin di antara kita ada yang bertanya, ada apa dengan 10 Muharram dan mengapa tanggal 10 Muharram selalu bertepatan dengan beberapa peristiwa besar.
Jawabannya wa Allah a'lam bishshawab, tetapi yang pasti adalah karena Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dihormati dan diharamkan untuk melakukan kejahatan, bahkan sangat dianjurkan untuk perubahan hidup yaitu bertobat kepada Allah. Allah berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Selain dari ayat Alquran yang dibacakan tadi, terdapat pula hadis Nabi:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ، وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِي عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا للهِ، فَقَالَ «أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. (البخاري)
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra beliau berkata: "Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dan melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa Asyura'. Nabi bertanya, "apa ini?". Mereka menjawab: "Ini hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka lalu Musa berpuasa pada hari itu. Rasulullah SAW pun menjawab: Aku lebih berhak terhadap Musa dari kalian, maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan untuk melaksanakan puasa tersebut." (Bukhari).
Puasa Asyura inilah yang diwajibkan pada waktu. Namun setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa hari Asyura pun hanya menjadi sunat.
Disamping itu karena adanya celaan dari orang-orang Yahudi bahwa umat Islam mengikuti praktik ibadah mereka, sehingga terjadi pula perbedaan di kalangan masyarakat Islam kala itu, Nabi Muhammad pun menyatakan melalui sabdanya:
عَنْ إِبْنُ عَبَّاس قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ (الترمذي)
Berpuasalah kamu pada hari yang kesembilan dan kesepuluh pada bulan Muharram sehingga tidak sama dengan praktik yang dilakukan orang-orang Yahudi.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, semoga kita menjadi orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal 'alamin.
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (الفرقان: 71). بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Setelah Idul Adha, Singkat Namun Menyentuh Hati