Jika mengikuti jejak dari The Sounds Project 7, tahun ini festival mencatat sejarah dengan menggelar total 19 pre-event bersama Musicverse yang tersebar di Jabodetabek serta Bandung dan Serang.
Sebuah rangkaian yang dimulai sejak bulan Maret lalu, berkolaborasi dengan 14 kampus bersama program Authenticators yang memberikan wadah bagi para mahasiswa untuk turut terlibat dalam perjalanannya.
“Bahkan, anak-anak kampus itu ada yang ngerjain sendiri. Dari situ, lalu dikurasi bersama program Authenticators, di mana mereka yang sudah terlibat di Musicverse bakal dilibatkan di festivalnya juga. Jadi journey-nya si Authenticators ini dari pre-event sampai festival,” jelas Ghana.
Lebih jauh, slogan “Discover Miracle” yang disematkan oleh The Sounds Project 7 bukan hanya sekedar kalimat belaka. Sedikit kilas balik, di tahun 2015 mereka berangkat dari sebuah acara kampus hingga menjadi festival musik skala nasional seperti sekarang.
Rekam jejak yang teringat jelas dengan perpindahan venue di tiap tahunnya yang selaras dengan bertambahnya antusias penonton, perjalanan yang dimulai dari Rolling Stone Cafe, Gudang Sarinah, Kuningan City Mall, hingga Ecovention & Ecopark Ancol di tiga tahun ke belakang.
Bagi Ghana, hal tersebut adalah sebuah keajaiban yang dialami oleh The Sounds Project.
“Ajaib banget kami bisa sampai di titik saat ini di tengah-tengah festival yang lain. Kami harap, The Sounds Project bisa memberi keajaiban ke penonton yang datang, dan juga kami berharap para penonton akan menemukan keajaibannya sendiri di sini,” tutup Ghana.
Saat ini, The Sounds Project 7 masih membuka beberapa kategori untuk pembelian tiket yang bisa dilakukan melalui situs ticket.thesoundsproject.com. Kategorinya adalah:
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi laman Instagram @thesoundsproject.