3 Khutbah Jumat Akhir Bulan Muharram, Singkat Namun Menyentuh Hati

25 Juli 2024 10:40 WIB
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Akhir Bulan Muharram, Singkat Namun Menyentuh Hati
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Akhir Bulan Muharram, Singkat Namun Menyentuh Hati ( freepik.com)

Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayal yang tak masuk akal. Untuk terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular.

Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang teliti dan hati-hati.

Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius dan seterusnya.    

Sebagai hamba, manusia didorong untuk berencana, berjuang, dan berdoa; sementara ketentuan hasil dipasrahkan kepada Allah.

Dengan demikian, saat menuai hasil, kita tetap bersyukur; dan tatkala mengalami kegagalan, kita tidak lantas putus asa.

Kemudaratan dan kesialan dapat menimpa kita kapan saja, tidak mesti pada bulan-bulan tertentu.

Dari sinilah kita diharapkan untuk selalu menjaga diri, melakukan usaha-usaha pencegahan, termasuk dengan doa memohon perlindungan kepada Allah setiap hari. Doa yang bisa dibaca adalah: 

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak akan ada sesuatu di bumi dan di langit yang sanggup mendatangkan mudarat. Dialah Maha-mendengar lagi Maha-mengetahui.   

Barang siapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore, maka ia tidak akan menerima akibat buruk dari malapetaka.

Keterangan tentang doa ini bisa ditemukan dalam hadits riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Dengan demikian, semoga kita akan dapat memaksimalkan akhir bulan Muharram dan bersiap memasuki bulan Shafar dengan penuh optimisme.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

2. Khutbah Jumat Akhir Bulan Muharram

Mengotimalkan Bulan Muharram dengan Amal Kebaikan

أَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَى

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مُصَرِّفِ الْأَوْقَاتِ وَالدُّهُوْرِ. وَمُدَبِّرِ الْأَحْوَالِ فِى الْأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ. وَمُسَهِّلِ الصِّعَابِ وَمُيَسِّرِ الْأُمُوْرِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهَ وَرَسُوْلُهُ الشَّكُوْرُ الصَّبُوْرُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَضَاعِفِ اللَّهُمَّ لَهُمُ الْأُجُوْرَ.

أمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ, فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya.

Jam berganti jam. Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Tidak terasa, kita sekarang sudah berada di awal tahun hijriyyah, 1443. Waktu berjalan terasa sangat cepat. Jatah umur kita semakin menipis. Ajal kita semakin dekat. Maut ibarat pedang terhunus yang setiap saat bisa saja menebas batang leher kita. Kita tidak tahu kapan kita meninggalkan dunia yang fana ini. Kita juga tidak tahu di mana kita akan mengakhiri hayat kita.

Dan Subhanallah, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan awal tahun hijriyyah itu bulan haram, dan menjadikan akhir tahun hijriyyah pun bulan haram. Tahun hijriyyah di mulai dengan bulan Muharram dan di akhiri dengan bulan Dzulqa'dah. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah swt mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa'dah, dan Rajab.

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَّةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً وَالطَّاعَةَ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

"Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak."

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bulan Muharram adalah momentum terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Kita harus mengoptimalkan bulan ini dengan berbagai amal kebaikan, sehingga bulan-bulan berikutnya akan terasa mudah bagi kita untuk melakukan dan meningkatkan berbagai amal kebaikan. Para ulama' berkata:

مَنْ كَانَتْ بِدَايَتُهُ مُحْرِقَةً كَانَتْ نِهَايَتُهُ مُشْرِقَةً

"Barangsiapa yang masa awal-awalnya membakar, maka masa-masa akhirnya akan bersinar."

Kita harus bertekat kuat melakukan amal kebaikan di awal tahun ini, baik amalan umum maupun amalan khusus di bulan Muharram. Berikut ini amalan-amalan khusus yang diperintahkan untuk kita lakukan di bulan Muharram ini:

1. Memperbanyak Puasa Sunnah Mutlak

Puasa mutlak ialah puasa yang kita lakukan dengan niat menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Allah. Kita boleh berpuasa disebagian besar hari disepanjang bulan Muharram ini. Baik di hari-hari awal, pertengahan maupun di hari-hari akhir. Hal ini didasarkan pada sabda Rasul saw:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ. (رواه مسلم)

"Puasa paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah yang bernama Muharram." (HR. Muslim)

2. Menunaikan Puasa 'Asyura'

Puasa Asyura' ialah puasa tanggal sepuluh Muharram. Keutamaan puasa ini dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lewat. Abu Qatadah al-Anshari ra. Menuturkan:

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat 10 Muharram Singkat, Penuh Makna dan Menyentuh Hati!

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

"Rasul SAW pernah ditanya mengenai puasa hari 'Asyura', lalu beliau menjawab: "Menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

3. Menyempurnakanya dengan Puasa Tasu'a'

Puasa Tasu'a' adalah puasa tanggal sembilan Muharram. Rasulallah SAW belum sempat menunaikan puasa ini semasa hidupnya. Namun, setahun sebelum meninggal beliau bertekat untuk melakukannya seraya bersabda:

لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ. (رواه مسلم)

"Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa hari kesembilan." (HR. Muslim)

Sebagaimana dimaklumi, bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab jahiliyyah melakukan puasa tanggal sepuluh Muharram. Karenanya, Rasul saw menambahkan puasa tanggal sembilan Muharram agar kaum muslimin berbeda dengan orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, serta tidak menyerupai mereka dalam pelaksanaan ritual ibadah.

4. Memberi Tambahan Nafkah untuk Anak dan Istri

Rasulallah Muhammad SAW bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ أَوْسَعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سّنَتَهُ كُلَّهَا. (رواه الطبراني)

"Barangsiapa melapangkan nafkah untuk keluarganya pada hari 'Asyura', Allah akan melapangkan rizkinya sepanjang tahun." (HR. Ath-Thabrani)

Tidak ada salahnya jika kita menambahkan uang belanja untuk keluarga di bulan Muharram dan bulan-bulan setelahnya. Selain karena memang kebutuhan pokok dari tahun ketahun harganya semakin naik, pahala memberi nafkah kepada keluargaya juga lebih besar. Ibnu Uyainah berkata: "Kami telah membuktikannya selama lima puluh tahun atau enam puluh tahun, dan kami tidak melihatnya kecuali kebaikan."

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Mengapa tanggal sepuluh Muharram disebut dengan 'Asyura'? Badaruddin al-'Aini dalam kitabnya Umdatul Qari' menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari 'Asyura' Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu: (1) kemenangan Nabi Musa atas Fir'aun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Ya'qub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad, baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Selain di atas, para ulama juga menjelaskan beberapa keistimewaan para nabi di hari 'Asyura', yaitu kenaikan Nabi Idris menuju tempat di langit, kesembuhan Nabi Ayub dari penyakit, dan pengangkatan Nabi Sulaiman menjadi raja.

Dari beberapa kejadian di atas, hari 'Asyura' adalah hari yang amat istimewa. Karena itu, hari 'Asyura' menjadi moment yang amat baik untuk meniru akhlak para nabi, akhlak yang mulia, lemah lembut, dan menjunjung tinggi kasih sayang, berbagi kasih saying kepada anak-anak yatim, dan kerukunan. Menghindari terhadap kejelekan, penghinaan, kekerasan, permusuhan, dan adu domba. Ingat, kebaikan di bulan ini dilipatgandakan pahalanya. Kejelekan di bulan ini dilipatkan siksa dan malapetakanya.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Semoga dengan mengoptimalkan bulan Muharram ini dengan berbagai amal kebaikan, Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk mengoptimalkan bulan-bulan berikutnya dengan berbagai amal kebaikan yang akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Aamiin.

وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ. وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ. إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

3. Khutbah Jumat Akhir Bulan Muharram

Merenungi Makna dan Hikmah Hijrah

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Tiada ungkapan yang patut kita haturkan kepada Allah swt selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin sebagai wujud terima kasih atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita dalam kehidupan di dunia ini.

Kalimat shalawat juga patut kita ungkapkan kepada Nabi Muhammad saw yang merupakan pembawa risalah ilahiyah dan membawa kita dari kejahiliahan menuju terang benderangnya kehidupan dalam wujud manisnya iman dan Islam yang terus kita rasakan selama ini.  

Oleh karena itu menjadi keniscayaan bagi kita untuk memperkuat ketakwaan diri agar kita bisa selalu menjadi pribadi yang bersyukur dan berterimakasih.

Takwa adalah rasa takut melanggar perintah-perintah Allah dan berusaha sekuat mungkin untuk senantiasa menjalankan perintah serta menjauhi larangan Allah swt.

Takwa akan menjadikan kita sosok pribadi yang benar-benar hidup di jalan Allah dan mampu melaksanakan misi utama diciptakan manusia di dunia ini yakni untuk beribadah.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Saat ini kita berada di bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam kalender Islam.

Dijadikannya Muharram sebagai bulan pertama tahun hijriah tidak terlepas dari sejarah fenomenal yang dialami oleh Nabi Muhammad yakni peristiwa hijrah atau pindahnya Nabi bersama sahabat-sahabatnya dari Kota Makkah ke Madinah.

Hijrah yang dilakukan Nabi ini merupakan perintah Allah swt dan menjadi momentum kebangkitan umat Islam dari penindasan dan ketidakberdayaan yang dialami bertahun-tahun di Makkah.

Oleh karena itu, pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk merenungi kembali makna dan hikmah yang terkandung dalam peristiwa hijrah dengan meresapi pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya sekaligus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  

Secara harfiah, hijrah bisa dimaknai ‘berpindah’. Berpindah dalam konteks hijrah tidak bisa dimaknai sebagai perpindahan secara fisik semata.

Namun lebih dari itu, hijrah yang dilakukan Nabi merupakan perpindahan yang memiliki dimensi spiritual dalam rangka membangun masa depan umat Islam yang lebih baik di berbagai sektor kehidupan.

Dalam perpindahan ini pun, Rasulullah telah mengingatkan sejak awal para sahabat-sahabatnya untuk menata diri dan mengingat hal penting yakni niat. Maka dalam haditsnya, Rasulullah mengingatkan para sahabat untuk benar-benar menata niat dengan benar saat berhijrah. Hal ini terungkap dalam hadits:  

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).  

Hadits ini sangat penting kita renungi dan memberikan pemahaman bagi kita bahwa hubungan antara niat dengan hijrah atau apapun perbuatan yang kita lakukan di dunia tidak bisa dipisahkan.

Jika niat tidak ditata dengan benar terlebih dahulu, maka perbuatan yang kita lakukan akan tidak mendapatkan hasil dan akan sia-sia belaka.

Allah pun telah mengingatkan bahwa siapa yang berhijrah dengan tujuan baik maka akan mendapatkan hal yang baik.

Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an:  

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ   

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Baqarah: 218).  

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Konsep dan hijrah yang dicontohkan Rasulullah dengan niatan yang benar juga mengandung banyak hikmah.

Di antaranya adalah perubahan ke arah situasi dan kondisi yang lebih baik dan bisa lebih berkembang melebihi kondisi sebelumnya.

Hal ini bisa dicontohkan seperti saat petani memindahkan bibit tanamannya dari tempat semaian ke lahan yang baru.

Jika tanaman seperti padi, jagung, pisang, ataupun tanaman lainnya tetap berada di lahan penyemaian, maka pertumbuhannya tidak akan bisa maksimal.

Hal ini dikarenakan terlalu banyak dan padatnya tanaman yang sama dan berebut makanan yang sama pula.

Jika tanaman tersebut 'dihijrahkan' ke lahan yang baru, maka tanaman tersebut akan memiliki peluang tumbuh lebih cepat karena memiliki lahan yang luas dan perawatan yang maksimal.  

Begitu pula dengan diri kita dan masyarakat di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering melihat orang yang berhijrah atau pindah dari daerah asalnya, banyak menemukan kondisi baru yang membuatnya bisa lebih baik dan berkembang.

Di tanah perantauan, seseorang digembleng untuk hidup mandiri dan berjuang sehingga kemandirian mampu menghantarkan orang yang berhijrah sukses.

Allah swt berfirman:

وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ   

Artinya: “Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS An-Nisa: 100).  

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Dengan makna dan spirit yang sangat luas ini, maka hijrah tidak boleh diartikan dengan perubahan sempit seperti tampilan fisik semata dan menjadikan merasa lebih baik dari orang lain.

Hijrah adalah upaya lahir batin untuk berubah lebih baik menuju niatan yang telah ditanamkan di awal sebelum berhijrah.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah swt untuk menjadi pribadi-pribadi yang terus mampu berhijrah ke arah kebaikan.

Insyaallah, jika kita sudah bertekad dan menyerahkan semuanya kepada Allah maka kita akan mendapatkan ridho dari-Nya. Amin.

فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ   

Artinya: “Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Menyambut Bulan Muharram, Singkat Menyentuh Hati!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm