Manado, Sonora.Id-Menulis merupakan sarana komunikasi efektif dalam menyampaikan sebuah informasi atau pengetahuan agar diketahui dan dipahami orang lain. Namun, tanpa kebiasaan membaca, maka sulit dihasilkan produk tulisan yang baik.
Hal ini disampaikan Duta Baca Indonesia Gol A Gong pada safari literasi Bincang-Bincang Duta Baca Indonesia di Kota Manado, Kamis, (25/7/2024).
Sosok duta baca haruslah seorang yang inspiratif. Yang mampu mempengaruhi banyak orang agar menjadikan aktivitas membaca sebagai bagian dari keseharian hidup.
"Manfaat luas dari membaca tentu banyak sekali. Diantaranya adalah memperkaya pengetahuan, menambah wawasan, dan meningkatkan keliterasian," ujar Gol A Gong.
Senada dengan Gong, Sekretaris Jenderal Forum Perpustakaan Sekolah dan Madrasah Indonesia (FPSMI) Stela Watak menguatkan bahwa aktivitas membaca dan menulis merupakan fondasi primer bagi kemajuan individu atau masyarakat. Kedua kebiasaan ini dapat dibina melalui pembudayaan yang konsisten dan berkelanjutan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs. Steven O.E. Kandouw turut mengapresiasi kegiatan safari literasi Duta Baca Indonesia di wilayahnya. Tidak ada masyarakat literat tanpa budaya baca masyarakat di dalamnya.
"Ketika membaca seolah kita bisa melihat seisi dunia melalui buku. Dan sudah banyak tokoh-tokoh besar dunia lahir karena kebiasaan membaca yang dilakukannya sejak kecil," imbuh Steven
Indonesia dikenal memiliki tradisi panjang sebagai masyarakat penutur (lisan). Bukan masyarakat teks (tulisan). Fakta ini yang mengakibatkan Indonesia rendah dalam posisi budaya bacanya.
"Kegiatan membaca marak dilakukan di satuan pendidikan. Seperti sudah menjadi kewajiban yang melekat tiap siswa. Padahal, idealnya kebiasaan membaca harus muncul karena kemauan sendiri," ujar Duta Baca Sulawesi Utara Faradila Bachmid.
Pegiat literasi, Kusnan, menambahkan tulisan yang tersusun dan terbangun dengan baik diyakini mampu menjadi alat efektif untuk mengangkat potensi kedaerahan (lokal) dan melestarikan identitas budaya.
"Dengan mengangkat nilai-nilai luhur dan keindahan budaya setempat, si penulis dapat membangun rasa bangga dan cinta terhadap budayanya sekaligus mengenalkan kekayaan Indonesia kepada masyarakat internasional," ucap Kusnan.