Pontianak, Sonora.ID – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah sukses menggelar Lokakarya Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024.
Acara ini berlangsung di Hotel Le Meridien, Jakarta, dari tanggal 27 Juni hingga 1 Juli 2024, dan dihadiri oleh 293 penulis naskah terpilih.
Tujuan utama dari pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 ini adalah untuk memberikan pendampingan kepada para penulis dalam memfinalisasi naskah-naskah buku bergambar yang akan digunakan sebagai bahan bacaan literasi.
Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk membina para penulis agar mereka dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas tinggi.
Hafidz Muksin, Pelaksana Harian Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, menjelaskan pentingnya upaya peningkatan literasi sebagai kompetensi dasar di era modern ini.
Ia menekankan bahwa literasi yang baik adalah kunci untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang. Muksin juga mengungkapkan keprihatinan terkait rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, yang berdasarkan data dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) hanya mencapai 0,001 persen, atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.
Baca Juga: Pj Gubernur Kalbar Ajak Semua Pihak Bersama Tanggulangi Karhutla
Hafidz mengungkapkan bahwa Badan Bahasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu tidak dapat bekerja sendiri dan harus berkolaborasi guna mewujudkan buku bacaan bermutu. Untuk itu, keterlibatan para penulis naskah terpilih dan para dewan juri menjadi mitra strategis.
“Para penulis yang telah terpilih dari 1.822 peserta seleksi merupakan pelaku penting dalam prinsip kolaborasi dan sinergi program literasi sehingga perlu dibina dan didampingi oleh para ahli agar buku yang dihasilkan bermutu,” jelas Hafidz.
Guna menjamin buku yang dihasilkan oleh para penulis benar-benar bermutu telah dilakukan penilaian oleh dewan juri yang terdiri atas pakar pendidikan anak, pakar pembelajaran bahasa/literasi, penulis, dan ilustrator cerita anak. Penilaian meliputi unsur kekuatan ide cerita, kesesuaian dengan tema/fokus karakter, kesesuaian dengan jenjang pembaca, kelengkapan papan cerita (storyboard), dan kualitas/ketepatan ilustrasi. (laman; kemdikbud.go.id)