“Namun, untuk bisa terus bertahan perlu dukungan penguatan sikap dan mental menghadapi budaya di dunia kerja,” kata Dirjen Kiki.
Selain itu, lanjut Dirjen Kiki, berdasarkan Data Tracer Study Program PKK 2023, sebanyak 140 lulusan program PKK mampu bekerja di luar negeri. Atas dasar tersebut, penguatan pendidikan karakter menjadi hal penting untuk meningkatkan kecintaan pada negara Indonesia dan menanamkan nilai luhur bangsa yang berkarakter.
"Tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas secara global adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua," pungkas Dirjen Kiki.
Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyampaikan bahwa tidak hanya pendidikan formal, pendidikan karakter juga perlu dibekalkan di pendidikan nonformal, terutama kepada peserta didik LKP. Hal ini sebagai bekal menghadapi tantangan dunia industri yang berubah secara cepat dan tidak terduga dan kerap dipengaruhi oleh banyak faktor dan sulit dikontrol.
"Untuk itu diperlukan karakter yang kuat dan berdaya lenting," kata Rusprita dalam paparannya di acara yang sama.
Hadirnya Puspeka sebagai unit kerja di Kemendikbudristek, lanjut Rusprita, berperan dalam 3 (tiga) mandat utama, yakni penguatan karakter melalui 6 (enam) dimensi utama yang berpedoman pada Profil Pelajar Pancasila, melakukan upaya pencegahan jenis kekerasan di satuan pendidikan, serta penguatan inklusivitas dan kebinekaan.
Enam dimensi utama yang berpedoman pada Profil Pelajar Pancasila yang dimaksud adalah beriman, mandiri, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan berkebinekaan global, yang keenamnya dapat menghadirkan pembelajar sepanjang hayat.
"Jadi, judulnya walaupun pelajar, tapi batas usianya bukan hanya anak-anak. Bahkan, yang sudah usia dewasa bisa menjadi sosok pelajar sepanjang hayat yang membutuhkan ilmu, pengetahuan, skill baru, dan juga kecakapan hidup," jelas Rusprita.