Sonora.ID - Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi menyatakan, Ibu Kota Negara (IKN) memiliki Rencana Induk yang mencakup narasi desain ibu kota yang mengedepankan perpaduan budaya serta upaya mempertahankan aset budaya yang signifikan bagi masyarakat lokal.
"Kami dalam membangun IKN tidak datang dengan konsep eksklusif. Prinsip kami, kehadiran OIKN tidak akan meninggalkan masyarakat lokal dengan seluruh kekayaan kultural budaya yang ada di IKN," ujar Thomas Umbu Pati.
Hal tersebut disampaikan Thomas Umbu Pati saat menghadiri kegiatan seminar dan lokakarya (semiloka) yang diadakan oleh Yayasan Aji Galeng dengan tema "Semiloka Aji Galeng dari Paser Utara Penjaga Negeri Peletak Peradaban" di Universitas Balikpapan, Sabtu (03/08/2024).
Thomas menambahkan, dari awal gagasan Presiden Joko Widodo adalah menciptakan loncatan peradaban IKN ini dengan tidak meninggalkan bagaimana peradaban masyarakat lokal dan ini merupakan bagian dari legitimasi terhadap eksistensi masyarakat lokal.
Sementara itu, Ketua Yayasan Aji Galeng sekaligus penulis buku "Aji Galeng" Bambang Arwanto menjelaskan, peran Aji Galeng sebagai figur penting dalam sejarah daerah tersebut. Aji Galeng telah memberikan inspirasi dan motivasi dalam konteks pengelolaan partisipasi publik di tengah keberagaman suku dan semangat patriotisme.
"Apa yang sudah ditanamkan Aji Galeng sebagai penguasa di tanah IKN pada masa lampau merupakan inspirasi bagi IKN ke depan, terutama bagaimana membangun partisipasi publik, bagaimana menyatukan suku-suku di sana," imbuh Bambang Arwanto.
"Yang terpenting adalah semangat patriotisme. Kita tahu bahwa Aji Galeng tidak pernah mau tunduk pada kolonialisme, ini yang bisa memberi semangat kepada pembangunan IKN kelak," tambah Bambang Arwanto.
Acara semiloka ini sekaligus menjadi ajang diskusi bersama para sejarawan, akademisi, dan pemangku kepentingan guna menyelesaikan buku penelitian sejarah yang dilakukan oleh Yayasan Aji Galeng mengenai sejarah Paser Utara pada masa Aji Galeng Gelar Panembahan Lembakan (1790-1882).
Buku "Aji Galeng" mengeksplorasi kontribusi dan perjuangan tokoh sejarah lokal yang berkuasa di wilayah yang merupakan hadiah perkawinan Kesultanan Paser kepada Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang kini menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara.
Baca Juga: Keindahan dan Kekuatan Batu Badar Besi dari Kebumen