Kota Barus Simbol Interaksi Budaya Lokal dan Asing

8 Agustus 2024 13:49 WIB
Seminar Nasional Perpusnas
Seminar Nasional Perpusnas ( Dok Perpusnas)

Barus,Sonora.Id - Barus, sebuah kota kecil di pesisir barat Sumatera Utara, sering disebut sebagai "Serambi Mekah" di Indonesia. Kota yang memiliki sejarah panjang tentang keragaman dan toleransi beragama yang telah berlangsung sejak berabad-abad silam.

Sebagai salah satu pelabuhan tertua di Asia Tenggara dan pusat perdagangan internasional di masanya, Barus merupakan pintu masuk berbagai budaya dan agama. Kota Barus memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di nusantara. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pedagang dari Arab, Persia, dan India sering berlabuh di Barus, membawa serta pengaruh agama dan budaya mereka.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar mengatakan sejarah Barus bukan hanya sekedar catatan perdagangan dan penyebaran agama, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat lokal berinteraksi dengan berbagai budaya asing.

"Hasil keragaman budaya dan agama di Barus masih dapat kita saksikan hingga hari ini, " ucap Deputi Adin Bondar, pada Seminar Barus di Perpustakaan Nasional, Kamis, (8/8/2024).
Ketua Umum MATAULI, Fitri Krisnawati Tandjung, mengungkapkan bahwa pengakuan Barus sebagai titik nol peradaban Islam memiliki dampak yang signifikan bagi sejarah dan identitas budaya Indonesia. Ini tidak hanya menyoroti pentingnya Kota Barus dalam sejarah penyebaran Islam, tetapi juga mengingatkan peran penting Barus sebagai pusat toleransi dan keragaman budaya.

"Kita bisa mempelajari moderasi beragama Barus. Di mana masyarakat setempat telah lama terbiasa hidup dalam keberagaman. Barus menunjukkan sikap toleransi dan saling menghormati sebagai kunci menjaga kerukunan di tengah perbedaan," ungkap Fitri yang juga merupakan putri dari politikus Akbar Tandjung.

Di tengah tantangan globalisasi dan meningkatnya intoleransi, refleksi terhadap nilai-nilai moderasi menjadi semakin relevan. Barus dan pesisir barat Sumatera bukan sekadar terdampak proses globalisasi tetapi mempengaruhi proses global dengan ditemukannya berbagai sebutan untuk (kapur) barus di berbagai tempat, tambah Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap sejarah dan keragaman budaya Indonesia. Pendidikan sejarah yang menekankan pada nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama harus terus diperkuat di sekolah-sekolah. Indikator moderasi beragama terdiri dari toleransi, menghormati budaya lokal, komitmen kebangsaan.

Barus adalah kota tua yang bertuah. Menawarkan banyak pelajaran berharga dalam memahami pentingnya literasi sejarah dan moderasi beragama.
Sejarah panjang toleransi dan keragaman di Barus dapat menjadi inspirasi dalam membangun Indonesia yang lebih baik, tambah Yunan Yusuf.

Pastur Albert H Simbolon menandaskan Barus adalah contoh nyata moderasi beragama di Indonesia, di mana Islam dan Kristen hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Kerukunan ini bukan hanya hasil dari sejarah panjang interaksi antarbudaya, tetapi juga upaya masyarakat dan pemimpin setempat dalam mempromosikan toleransi dan dialog antaragama.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm