Sonora.ID- Internet memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.
Internet menyediakan akses tak terbatas terhadap sejumlah besar informasi, sehingga mempermudah para siswa dalam belajar dan mengembangkan potensi diri.
Namun, bebasnya sebaran informasi di internet juga menimbulkan berbagai risiko keamanan digital yang mengancam penggunanya. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Jember bilang seluruh pihak harus pandai-pandai menggunakan perangkat teknologi dengan bijak.
"Contohnya, bila ada berita terkait suatu hal yang luar biasa, perlu dianalisa dulu apakah berita itu benar atau hoaks,” ujar Sugeng dalam sambutannya di kegiatan di Festival Literasi Digital bertajuk “Berselancar di Dunia Digital dengan Aman” di SMA Negeri Balung, Jember, Jawa Timur, Kamis (08/08/2024).
Festival Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan dihadiri oleh sekitar 1.200 siswa SMA Negeri Balung ini diselenggarakan dengan tujuan mengedukasi para siswa tentang cara bijak dan aman saat berselancar di internet dengan menerapkan Empat Pilar Literasi Digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital.
Baca Juga: Apa Itu MBTI? Ada 16 Tipe, Ini Link Tes agar Tahu Kepribadianmu
Di kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMA Negeri Balung, Yuswita Sari mengapresiasi bahwa ilmu disampaikan dalam kegiatan ini bisa membuat seluruh siswa-siswi SMA Negeri Balung mampu menjadi insan literat yang bijaksana dalam memanfaatkan teknologi digital.
Melalui sesi talk show literasi digital, siswa SMA Negeri Balung diberikan pemahaman tentang ciri-ciri kejahatan digital seperti hoaks, penipuan, dan malware, serta tips dan trik untuk melindungi diri kejahatan tersebut agar aman berselancar di internet.
“Ada tips dan trik yang kita harus ketahui. Misalnya, di media sosial ditawari dapat uang mudah, dapat pekerjaan remote mudah, jangan mudah percaya. Jangan juga mudah membayar, karena bisa saja orang yang memasang iklan itu adalah oknum tak bertanggung jawab. Kemudian jangan mudah klik link apapun supaya tidak kena malware,” imbau Meithiana Indrasari, narasumber pilar keamanan digital dalam sesi talk show tersebut.
Namun, keamanan berselancar di internet yang menjadi topik kegiatan ini bukan hanya tentang menghindari hal-hal negatif di ruang digital, tetapi juga bagaimana berhati-hati agar tidak menjadi orang yang melakukan hal negatif itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan berpedoman pada pilar etika digital dan budaya digital saat berinternet.
“Budaya digital itu adalah bagaimana budaya kita saat berinteraksi di dunia digital. Hal yang harus diingat saat berada di dunia digital adalah ‘Aku’ harus menjaga NKRI dari diriku sendiri. 'Aku’ harus bisa melakukan kebaikan, menghindari sesuatu yang menyakiti orang lain, dan menahan diri tatkala disakiti,” pesan Eko Pamuji sebagai narasumber pilar budaya digital.
Sementara itu, M. Adhi Prasnowo selaku narasumber pilar etika digital mengajak para siswa untuk stop toxic di ruang digital dengan menjaga sopan santun ketika berinteraksi secara virtual.
“Belajar komunikasi dengan baik, karena ketika di ruang digital, kita harus perhatikan apakah tata bahasanya sudah betul, apakah menyinggung orang lain atau tidak, dan sebelum posting kita introspeksi dulu kontennya, sehingga apapun yang kita lakukan di ruang digital adalah menunjukkan kebaikan,” jelas Adhi.
Festival Literasi Digital “Berselancar di Dunia Digital dengan Aman” di SMA Negeri Balung merupakan salah satu rangkaian kegiatan Makin Cakap Digital 2024.