"Lelaki yang Menderita Bila Dipuji" adalah sebuah cerpen yang mengisahkan tentang Mardanu, seorang pemuda yang memiliki keunikan tersendiri dalam menghadapi pujian. Cerpen ini bercerita tentang bagaimana Mardanu, yang awalnya dikenal sebagai pemuda yang pendiam dan seringkali menghindari perhatian, menjadi pusat perhatian karena keberhasilannya dalam menjaga kebun kelapa sawit milik keluarganya.
Kemenarikan cerpen ini terletak pada karakter Mardanu yang unik dan kontras dengan kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Ketika Mardanu mulai menerima pujian atas kerja kerasnya, ia justru merasa tidak nyaman dan menderita. Pujian yang ditujukan kepadanya membuatnya merasa terbebani dan tidak lagi merasa aman dalam kulitnya sendiri. Hal ini memicu serangkaian peristiwa yang mengejutkan dan menggugah pikiran, di mana Mardanu harus menghadapi kebencian dan kecemburuan dari orang-orang yang sebelumnya memujinya.
Ahmad Tohari dalam cerpen ini berhasil menggambarkan dengan baik bagaimana sikap rendah hati dan kebencian dapat muncul dari pujian yang berlebihan. Cerpen ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana pujian, yang biasanya dianggap positif, dapat memiliki dampak negatif jika tidak diimbangi dengan pemahaman dan kesadaran yang cukup.
Kualitas penulisan Ahmad Tohari yang mendalam dan penuh makna membuat cerpen ini menjadi sebuah karya yang menggugah hati dan pikiran. Setiap kalimat yang ditulis begitu tepat dan memiliki daya tarik tersendiri yang membuat pembaca tergerak untuk terus membaca dan mengeksplorasi lebih dalam tentang karakter Mardanu dan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Dengan nuansa yang mengharukan dan mengundang refleksi, “Lelaki yang Menderita Bila Dipuji” adalah sebuah cerpen yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang sikap hidup dan cara menghadapi pujian dalam kehidupan sehari-hari.
2. Deskripsi sosok Mardanu
Mardanu adalah seorang lelaki pensiunan Tentara yang merasa gagal karena tidak pernah bertugas untuk hal penting.
Karena sebab tersebut, Mardanu yang awalnya senang untuk dipuji lantas menjadi risi dan terbebani jika ada yang memujinya.
Mardanu memiliki dua orang anak yang satu jadi pemilik kios kelontong dan satunya lagi jadi sopir truk semen.
Mardanu terlihat sangat risih ketika ada yang memujinya perihal dengan uang pensiunan yang utuh, badan yang sehat, anak mapan dan burung piaraan.
Ia juga memiliki langganan tukang becak yamg bernama Kosim yang kerap mengangarnya untuk mengambil uang pensiun.
3. Jawaban ringkas pertanyaan
a. Bagi Mardanu, pujian hanya pantas diberikan kepada orang yang telah melakukan pekerjaan luar biasa dan berharga dalam kehidupan.
b. Hal yang mendorong Mardanu melepas burung kutilang miliknya adalah ketika ia mendengar sang cucu yang bernama Manik bernyanyi di pucuk pohon cempaka, burung kutilang bernyanyi….
c. “Biar kutilang itu bisa bernyanyi di pucuk pohon cempaka? Wah, itu luar biasa. Kakek hebat, hebat banget. Aku suka Kakek.” Manik melompat-lompat gembira.
Mardanu terkesima oleh pujian cucunya. Itu pujian pertama yang paling enak didengar dan tidak membuatnya menderita.
d. Makna tersirat dari cerpen Lelaki yang Menderita bila Dipuji
Demikian kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 31 Kurikulum Merdeka.