Bandung, Sonora.ID - Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktobet 2023 lalu, keberadaan kereta cepat Jakarta Bandung atau Kereta Whoosh, menandai modernisasi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya termasuk terintegrasi dengan TOD (Transit Oriented Development).
Di Bandung, Stasiun Tegalluar di
Gedebage menjadi pemberhentian terakhir Kereta Whoosh setelah sebelum transit di Stasiun Padalarang.
Dan sebagai bentuk pengembangan kawasan stasiun yang juga terintegrasi dengan kawasan residensial Summarecon Bandung, Masjid Al Jabbar dan kawasan pendidikan, PT KCIC selaku penanggung jawab Kereta Whoosh menyepakati kerjasama dengan PT Summarecon Agung Tbk mengenai hak penamaan ekslusif (naming rights), Rabu (28/8/2024).
Penamaan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar Bandung sekarang menjadi “Stasiun Tegalluar Summarecon”. Sesuai kesepakatan tersebut, penggunaan nama akan diterapkan pada penunjuk arah di stasiun, penamaan stasiun, dan jenis media lainnya pada stasiun termasuk in-station announcement.
Hadir dalam peresmiaan hak penamaan Stasiun Tegalluar Summarecon, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, M. Basuki Hadimuljono. Ia menyebut, akses pendukung yang menuju ke Stasiun Tegalluar Summarecon terus dikerjakan, seperti diantatanya Exit Tol di KM 148 dan KM 151 Tol Purbaleunyi.
Sementara itu, President Director PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P. Adhi mengemukakan, bahwa kerjasama hak penamaan eksklusif ini merupakan yang pertama kali diterapkan.
Melalui 'Naming Rights', Summarecon dan KCIC akan semakin erat bekerjasama, sehingga kedua pihak mendapatkan dampak positif dari penamaan tersebut.
"Naming Rights Stasiun Tegalluar Summarecon ini juga menjadi bentuk dukungan Summarecon terhadap program pemerintah dalam mensukseskan transportasi publik, khususnya Kereta Whoosh. Dan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum dan penghuni kawasan Summarecon Bandung dalam meningkatkan konektivitas antara Jakarta dan Bandung dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan biaya yang relatif lebih hemat," ucap Andrianto.
"Kerjasama Summarecon dengan KCIC sebelumnya sudah terjalin sejak 2023, untuk pengembangan fasilitas dan layanan bagi pengguna Whoosh," kata Andrianto.
"Kali ini pun semakin mudah mengakses Stasiun Tegalluar Summarecon dengan hadirnya jalan penghubung Jembatan Cibiru Hilir dan berbagai jenis transportasi lanjutan, mulai dari taksi maupun shuttle bus Summarecon," imbuhnya.
Sedangkan Direktur Utama Pat KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan bahwa akses pendukung dari Tol Purbaleunyi itu sangat dinantikan. Merujuk pengalaman, pada saat dibuka, ada lonjakan penumpang secara signifikan.
Karena itu, pihaknya menyambut baik kabar dari
Menteri PUPR mengenai akses tol ke Tegalluar.
"Saat ini, penumpang kita itu jumlahnya antara 1.500-2.500 perhari. Tapi saat akses tol itu dibuka, ada peningkatan karena bisa mencapai 4.000 orang perhari, kemudian turun lagi begitu ada perbaikan dan mesti ditutup," kata Dwiyana.
"Kerja sama hak penamaan Stasiun Tegalluar dengan Summarecon merupakan salah satu langkah strategis KCIC untuk mengoptimalkan aset perusahaan. KCIC berkolaborasi dengan Summarecon menghadirkan pengalaman transportasi yang lebih baik dan terintegrasi bagi masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, kami yakin bahwa Stasiun Tegalluar Summarecon akan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan mobilitas yang lebih dinamis, mendukung pertumbuhan wilayah dan memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak yang terlibat," ungkap Dwiyana.
Executive Director Summarecon Bandung Hindarko Hasan, menyebut, dengan adanya nama baru Stasiun Tegalluar Summarecon ini, PT KCIC dan PT Summarecon Agung Tbk semakin erat bekerjasama dan semakin bermanfaat bagi masyarakat terutama pengguna transportasi Whoosh.