Sonora.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sulawesi Utara mengalami deflasi month-to-month sebesar 0,04 persen pada Agustus 2024.
Pada bulan Agustus 2024, Sulut mengalami deflasi meskipun dalam skala kecil, berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya yang menunjukkan inflasi, ujar Kepala BPS Sulut Aidil Adha, dalam rilis perkembangan indeks harga konsumen Agustus 2024 pada hari Senin.Ujar Aidil, BPS Sulut mencatat tingkat deflasi bulanan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Kami melihat pada bulan Agustus 2024 terdapat penurunan harga komoditas tomat dan bawang merah,” tuturnya.
Disisi lain, pihaknya juga melihat terjadinya kenaikan harga cabai rawit. Harga cabai rawit mulai mengalami kenaikan sepanjang bulan Agustus diseluruh cakupan kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) yakni di Manado, Kotamobagu, Minahasa Selatan, dan Minahasa Utara.
“Hal ini disebabkan pasokan cabai rawit yang berkurang, baik yang berasal dari dalam dan luar Sulawesi Utara,” tutur Aidil.
Secara rinci, dirinya menyebut komoditas cabai rawit memberi andil 0,44 persen terhadap inflasi Sulut.
Sementara, komoditas yang memberi andil penahan inflasi di Sulut ialah komoditas tomat yakni sebesar -0,29 persen, disusul komoditas bawang merah -0,17 persen, serta komoditas daun bawang -0,07 persen.
Adapun dari 4 kota pantauan IHK di Sulut, Kota Manado mengalami deflasi m-to-m sebesar -013 persen, Kota Kotamobagu deflasi sebesar -0,39 persen, Kabupaten Minahasa Selatan deflasi sebesar -0,15 persen dan Kabupaten Minahasa Utara mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.
Selanjutnya, BPS Sulut juga mencatat pada Agustus 2024 terjadi inflasi year on year di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 4,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,27.
Inflasi year on year tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 7,75 persen dengan IHK sebesar 108,61 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,65 persen dengan IHK sebesar 105,63.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: BI Jabar Sebut Pertumbuhan Ekonomi Jabar Tahun 2024 Masih Akan Positif