Pekan Penghargaan SSKCKR berlangsung selama dua hari pada Rabu-Kamis (18/9/20204-19/9/2024) di Ruang Auditorium Lantai 2, Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta.
Pada hari pertama, penghargaan Buku Terbaik Tahun 2024 diberikan kepada para penulis buku yang karyanya telah diserahkan oleh penerbit dalam pelaksanaan serah simpan. Tahun ini, terdapat empat subjek karya Buku Terbaik yakni Hak Asasi Manusia, Kesehatan Mental, Ketahanan Pangan, dan Perubahan Iklim. Proses penilaian berlangsung dari Juni hingga Agustus 2024, melibatkan akademisi, pakar, serta praktisi yang kompeten di bidangnya.
“Kami memilih subjek ini tentunya menyesuaikan tren yang sedang berlaku di Indonesia. Jadi tahun depan mungkin kami akan memilih subjek yang menyesuaikan tren-tren yang sedang berlaku di negara kita,” jelasnya.
Sementara pada hari kedua, Penghargaan Pelaksanaan SSKCKR Tahun 2024 diberikan kepada penerbit, produsen karya rekam, kementerian/lembaga, perguruan tinggi. Secara keseluruhan penerima penghargaan berjumlah 20 pelaksana serah simpan dengan enam kategori yang aktif mengimplementasikan UU No. 13 Tahun 2018.
Selain penyerahan penghargaan, pada hari pertama juga diadakan gelar wicara. Salah satu narasumber, Astrid Savitri berbagi pandangannya tentang tantangan utama seorang penulis. Pemenang Buku Terbaik Tahun 2021 dan 2023 ini menjelaskan kebanyakan penulis mengeluh sulitnya menemukan ide atau kurangnya kreativitas.
“Akhirnya saya pikir sebenarnya ide itu gak perlu dicari, karena ide itu sudah datang sendiri. Tantangannya adalah tinggal kita cari cara bagaimana untuk menangkapnya dan mewujudkannya menjadi karya yang konkret," ujar Astrid.
Dia menambahkan, penulis harus mengubah cara pandang untuk menerbitkan buku di penerbit besar. Menurutnya, banyak penerbit yang masih berkembang dengan terbitan yang baik pula. "Menerbitkan buku tidak harus di penerbit yang terkenal karena penerbit kecil juga bisa menjadi loncatan," tambahnya.
Co-Founder Cooklabook dan Karya Raya, Ernest Junius Wiyanto, membagikan pengalamannya dalam menerbitkan buku anak dan berkolaborasi dengan ilustrator. Dia menyatakan tantangan terbesar bukanlah kolaborasi dengan ilustrator, melainkan bagaimana membawa karya-karya budaya lokal ke panggung nasional dalam pameran seperti acara di Karya Raya.
"Karya-karya anak Indonesia, seperti buku tentang tari Dolalak dari Bromo. Saya sebenarnya pengen membawa karya-karya itu lebih banyak ke sini. Tantangannya adalah eksposure dan biaya," terangnya.
Pegiat literasi Maman Suherman menyoroti tantangan yang lebih struktural, yaitu kondisi ekosistem perbukuan di Indonesia yang mengalami kesulitan. Menurutnya, toko buku sebagai ujung tombak ekosistem perbukuan justru sudah banyak yang tutup.
"Toko perbukuan kita sedang megap-megap saat ini, Gramedia tinggal berapa toko bukunya, Gunung Agung sudah tutup. Bagaimana kita mau ngomong ekosistem perbukuan kalo ujung tombaknya mati? Sehingga hari ini kalau mau tetap bertahan, penulis sekaligus adalah pemasar bukunya, baru kita bisa hidup,” pungkasnya.
Berikut daftar Pemenang Pemilihan Buku Terbaik Tahun 2024:
Subjek Hak Asasi Manusia
Peringkat I
Judul: Pemulihan Korban Pelanggaran Berat HAM: Menurut Prinsip Tanggung Jawab Negara (Penulis: Andrey Sujatmoko, Penerbit: Rajawali Pers)
Peringkat II
Judul: Hukum Hak Asasi Manusia: Teori dan Studi Kasus (Penulis: Cekli Setya Pratiwi dan Febriansyah Ramadhan, Penerbit: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Press)
Peringkat III
Judul: Hak Asasi Manusia: Internasionalisme, Islamisme, Post Kolonialisme, dan Praktiknya di Indonesia (Penulis: Al Khanif, S.H., M.A., LL.M., Ph.D., Penerbit: Intrans Publishing)