KPID Kalbar Gelar FGD Penyiaran Perbatasan

21 September 2024 11:00 WIB
 Ketua KPID Kalbar, Deddy Malik, ST. (Wilhelmus Triputra)
Ketua KPID Kalbar, Deddy Malik, ST. (Wilhelmus Triputra) ( )

Pontianak, Sonora.ID - Dalam rangka untuk mencoba mencari alternatif solusi terhadap permasalahan siaran di perbatasan Kalimantan Barat, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalbar menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Lembaga Penyiaran (LP) dan stakeholder terkait yang memiliki kapasitas tentang perbatasan, Kamis (19/9/2024) di Aming Coffee Podomoro.

FGD ini mengangkat tema Penyiaran Perbatasan "Peluang dan Tantangan Penyiaran Perbatasan".

Ketua KPID Kalbar, Deddy Malik mengatakan KPID melihat bahwa Kalbar terdapat wilayah perbatasan yang punya potensi sekaligus hambatan tersendiri karena masih banyaknya daerah Blank Spot walaupun sudah diterapkan ASO yang artinya sudah beralih ke siaran digital.

Baca Juga: Diskominfo Dukung Anugerah Penyiaran KPID Jabar 2024 sebagai Momentum Penyiaran Berbasis Digital

"Tujuan FGD hari ini bertujuan mengumpulkan stakeholder terkait yang memiliki kapasitas tentang perbatasan dan membicarakan masalah potensi perbatasan serta pentingnya alternatif solusi serta follow up atau tindak lanjut dari FGD," ucap Deddy.

Follow up bisa berupa sinergitas atau kolaborasi yang melibatkan masyarakat perbatasan juga sekaligus membentuk beranda depan wajah Indonesia yang harmonis.

Menurut Deddy, untuk mengakomodir penyiaran perbatasan memerlukan peningkatan kualitas penyiaran sesuai SE dari Dirjen PPI bahwa di perbatasan diberikan kemudahan untuk membuat LP baik swasta atau komunitas yang diberikan akses kemudahan.

"Perlu dibahas disekuruh stakeholder baik dari akademisi, pihak pemerintah, LP bahkan masyarakat supaya kita tahu posisi kita di perbatasan khususnya penyiaran sampai sekarang seperti apa perkembangannya," tuturnya.

Baca Juga: Sosialisasi MKJP Demi Wujudkan Keluarga yang Berkualitas

Sementara itu akedemisi dari Universitas Tanjungpura (Untan), Syarifah Ema Rahmaniah menjelaskan bagaimana Asemetri Informasi ketika tidak terjadi keseimbangan dari sarana dan prasarana informasi di kawasan perbatasan justru bisa menjadi peluang. Dia mengatakan pendekatan analisa sosial yaitu "masalah menjadi solusi".

"Kalau ketika terjadi asemetri informasi di daerah perbatasan itu ketika masyarakat banyak menyerap informasi dari negara tetangga atau siaran yang bernuansa atau menjadi warna hidup mereka, itu bisa menjadi semangat hidup yang kuat, punya semangat berbagi yang kuat, semangat, punya semangat kejujuran yang kuat," jelasnya.

Karena lanjutnya, sesungguhnya semangat berbagi dan mengabdi itu bukan diajarkan tetapi dihidupkan, digerakkan, dicontohkan, dan tugas semua untuk memberikan contoh kepada masyarakat yang ada di perbatasan.  

"Mereka harus memberikan tuntunan yang konkrit," katanya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm