Bengkulu,Sonora.Id - Bengkulu menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengurusi perpustakaan khusus melalui instruksi gubernur. Peraturan tersebut mewajibkan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki satu perpustakaan khusus atau pojok baca.
Hal ini ditegaskan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pada kegiatan Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca di Balai Raya Semarak, Kota Bengkulu, Selasa, (24/9/2024).
Rohidin menambahkan aturan tersebut menandakan bentuk dukungan dan keseriusan provinsi Bengkulu dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Bahkan, sebelumnya pemprov Bengkulu telah mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang menghendaki adanya perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di tiap desa.
“Ini kami lakukan dalam rangka mendukung peningkatan indeks pembangunan literasi masyarakat atau IPLM Provinsi Bengkulu,” tegas Rohidin.
Tidak hanya perpustakaan umum dan khusus yang disasar, perpustakaan rumah ibadah pun tidak luput dari perhatian pemerintah Bengkulu. Setiap rumah ibadah diberikan penguatan literasi berupa bantuan koleksi buku, rak pajang, dan komputer.
Saat ini, dari sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu, delapan diantaranya sudah terbangun gedung perpustakaan daerah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat.
“Hal ini merupakan hal yang luar biasa dalam pemenuhan infrastruktur. Kemudian, apakah akan berdampak langsung dengan kegemaran membaca, ini yang akan kita kawal bersama,” Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Nurhadisaputra.
Namun, menurut Nurhadi akar permasalahan dalam literasi akibat karena beberapa faktor. Pertama, adanya pemahaman konsep literasi yang berbeda di kalangan pegiat literasi . Kedua, kurangnya sumber bacaan yang sesuai minat baca. Ketiga, kurang relevannya program dan kegiatan literasi dengan tujuan pembangunan. Keempat, rendahnya kompetensi para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan literasi.
Dan kelima, rendahnya dukungan dan partisipasi para pemangku kepentingan dalam penguatan pembangunan literasi, tambahnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Pelaksana Harian (Plh) Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreatifitas Kemenko PMK, Budi Prasetyo, mengungkapkan salah satu dampak mikro dari membaca adalah luasnya sudut pandang dan sikap kritis. Sedangkan dari sisi makro, akan tampak dari meningkatnya tradisi diskusi yang positif serta menghargai perbedaan pendapat.
“Di Indonesia pola role model dalam aktivitas membaca masih sangat berpengaruh. Maka, jangan harap anak-anak gemar membaca kalau orang tuanya saja enggan membaca, ucap Budi.
Aktivitas membaca merupakan adalah hal yang menyenangkan. Tidak jarang dari kebiasaan tersebut melahirkan karya sastra yang mengantarkan seseorang menikmati pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
"Sastra merupakan produk budaya yang mencerminkan perkembangan masyarakat. Dengan membaca kita akan mempunyai ilmu untuk dapat berkembang di dunia," jelas pegiat literasi Merawati May.
Kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca merupakan bagian dari Aksi Nyata Pembudayaan Literasi, Inovasi, dan Kreativitas tingkat nasional yang dipusatkan di Provinsi Bengkulu. Di hari sebelumnya, Perpusnas secara simbolis memberikan Bantuan Buku Bermutu kepada Perpustakaan Pematang Gubernur, Pojok Baca Raja Umar, Taman Baca Masyarakat (TBM) Bintang Cendekia Ananda.
Program Bantuan Buku Bermutu dihadirkan Perpusnas pada tahun 2024. Provinsi Bengkulu secara khusus mendapatkan 166 titik bantuan yang diberikan kepada 108 perpustakaan desa/kelurahan dan 58 TBM. Dimana setiap perpustakaan desa/kelurahan atau TBM akan menerima 1.000 koleksi buku anak berkualitas beserta rak pajang.