Keluarganya hanya membelikan obat penurun panas, anti nyeri, dan vitamin B kompleks dari apotek untuk mengatasi gejalanya.
Menurut Parmusih, sejumlah tetangganya di Desa Jimbung juga mengalami gejala serupa, seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan kesulitan berjalan.
Namun, mereka memilih untuk tidak berobat ke puskesmas dan mengatasi penyakit tersebut di rumah.
Setelah beberapa hari, beberapa tetangganya mulai pulih dan bisa berjalan kembali.
Baca Juga: Sebabkan Jalan Rusak, Warga Klaten Mulai Keluhkan Truk Odol
Kliwon Yoso, Camat Kalikotes, membenarkan dugaan bahwa puluhan warga dari dua desa tersebut terjangkit virus Chikungunya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, warga telah merasakan gejala sejak awal September 2024.
Namun, tidak ada warga yang melapor hingga akhirnya kondisi ini baru diketahui pada Jumat (27/9/2024).
"Warga sebenarnya mulai merasakan gejala sejak 2 September 2024. Selama beberapa hari mereka mengalami demam dan nyeri sendi, tetapi memilih mengobati diri sendiri di rumah. Menurut dokter, ini diduga Chikungunya, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk," jelas Kliwon.
Untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut, pihak Kecamatan Kalikotes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten akan menggelar aksi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
PSN direncanakan akan dilakukan serentak oleh warga Desa Ngemplak dan Desa Jimbung pada Senin (30/9/2024). "Kami akan melaksanakan PSN sesuai arahan dari dokter.
Ini penting dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Chikungunya.
Kami berharap setelah PSN dilaksanakan, tidak ada lagi warga yang terjangkit penyakit ini," tambah Kliwon.
Dinkes Kabupaten Klaten juga akan memantau langsung pelaksanaan PSN untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan sesuai prosedur, guna memutus siklus penularan Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Baca Juga: Warga Klaten Budidaya Mamey Sapote, Keuntungan Capai Puluhan Juta
Penulis: Fransiska Dinda