Jakarta,Sonora.Id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggandeng akademisi dari sejumlah perguruan tinggi negeri untuk turut serta dalam proyek pengembangan lapangan hulu migas di Indonesia. Salah satu proyek utama yang melibatkan kolaborasi ini adalah Proyek Kutei North Hub (KNH) yang digarap oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ENI.
Kutei North Hub (KNH) ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), menjadikannya prioritas utama dalam pengembangan sektor hulu migas Indonesia. Proyek ini dinilai strategis karena potensi besar yang dimiliki serta tingkat kompleksitas teknologi yang dibutuhkan.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, menegaskan bahwa demi menjamin kesuksesan proyek-proyek strategis seperti KNH, SKK Migas melibatkan akademisi dari perguruan tinggi negeri untuk memberikan dukungan keahlian teknis melalui tenaga ahli yang berperan sebagai Subject Matter Expert (SME).
“Kolaborasi ini bertujuan untuk menjadikan SKK Migas sebagai Centre of Excellence, dengan melibatkan akademisi nasional guna memastikan kesesuaian konsep pengembangan lapangan serta memprioritaskan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam spesifikasi teknis proyek,” ujar Wahju di Jakarta, Jumat (27/9).
Proyek ini juga memanfaatkan teknologi mutakhir yang dimiliki oleh ENI Research Centre yang berada di Milan, Italia, yang terkenal akan reputasinya di dunia hulu migas. Wahju menjelaskan, kerja sama ini membuka kesempatan bagi akademisi Indonesia untuk belajar langsung di ENI Research Centre.
Hal ini diharapkan dapat mempercepat transfer pengetahuan dan teknologi dari research engineering ENI ke Indonesia. “Dengan keterlibatan para akademisi ini, ilmu yang diperoleh nantinya bisa dibagikan kembali kepada mahasiswa mereka, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia dalam pengembangan hulu migas, hal ini merupakan wujud multiplier effect dari industri hulu migas” tambah Wahju.
Proyek pertama yang akan dieksekusi dalam kolaborasi ini adalah desain dokumen Front End Engineering Design (FEED) untuk Proyek Kutei North Hub. Para akademisi dari ITB dan ITS yang tergabung dalam Tim SME FEED KNH akan terlibat langsung dalam proses tersebut, yang rencananya akan diselesaikan pada akhir tahun ini.
SKK Migas menargetkan bahwa pada tahun 2025, proyek ini sudah mencapai tahap Final Investment Decision (FID). Wahju menambahkan, keterlibatan akademisi ini tidak hanya mempercepat penyelesaian proyek, tetapi juga memperkaya kapasitas intelektual dan teknis yang akan bermanfaat bagi industri hulu migas nasional.
Ketut Buda Artana, Koordinator tenaga ahli SME dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, menambahkan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam proyek strategis nasional seperti Proyek KNH adalah langkah penting dalam pengembangan teknologi perairan dalam (deepwater) di Indonesia. “Kolaborasi ini mempercepat transfer pengetahuan, pengembangan sumber daya manusia, serta pemecahan masalah teknis yang kompleks,” ujar Ketut.
Dengan kolaborasi ini, SKK Migas berkomitmen untuk menjadi Centre of Excellence dalam pengembangan sektor hulu migas, mengoptimalkan teknologi dan pengetahuan global untuk mendukung kepentingan nasional. Penggunaan produk-produk lokal melalui TKDN juga menjadi fokus utama dalam setiap tahap proyek, menjamin kemandirian industri hulu migas ke depannya sehingga tercipta ketahanan Energi Nasional.