Jenderal Ahmad Yani adalah tokoh penting dalam Angkatan Darat Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan dikenal sebagai salah satu perwira yang tegas menolak ideologi komunisme. Pada dini hari 1 Oktober 1965, Ahmad Yani dibunuh di kediamannya di Jakarta oleh kelompok Gerakan 30 September. Jenazahnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya.
2. Letnan Jenderal R. Suprapto
Letnan Jenderal R. Suprapto merupakan perwira tinggi yang juga menjadi korban dalam peristiwa G30S. Ia lahir di Purwokerto dan sempat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada malam terjadinya G30S, ia diculik dari rumahnya dan dibunuh oleh para pelaku gerakan tersebut.
3. Letnan Jenderal Haryono MT
Letnan Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, atau yang lebih dikenal sebagai Haryono MT, adalah salah satu tokoh militer yang juga menjadi korban G30S. Haryono dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan berpendidikan tinggi. Ia memiliki kemampuan berbahasa asing yang sangat baik, yang sering ia gunakan dalam tugas diplomasi militer.
Baca Juga: 20 Poster Peringatan G30S PKI 2023 Untuk Mengenang Sejarah di Masa Lalu
4. Mayor Jenderal Siswondo Parman
Mayor Jenderal Siswondo Parman, lebih dikenal sebagai S. Parman, adalah perwira yang memiliki peran penting dalam intelijen militer Indonesia. Sebagai salah satu korban G30S, S. Parman dikenal karena kecerdasannya dalam menangani masalah-masalah intelijen dan keamanan negara.
5. Mayor Jenderal Donald Isaac Panjaitan
Mayor Jenderal Donald Isaac Panjaitan (D.I. Panjaitan) adalah tokoh militer yang menjabat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat. Ia dikenal sebagai perwira yang religius dan memiliki pandangan hidup yang kuat berdasarkan nilai-nilai keimanan. Pada malam tragedi G30S, ia menjadi salah satu target utama dan dibunuh oleh pasukan G30S.
6. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo
Brigadir Jenderal Katamso adalah salah satu korban yang dikenal dari peristiwa ini. Ia menjabat sebagai Komandan Kodim di Yogyakarta saat tragedi terjadi. Meski tak berposisi di Jakarta, Katamso bersama ajudannya, Kolonel Sugiyono, menjadi korban karena pemberontakan ini juga meluas hingga Yogyakarta.
7. Kapten Pierre Tendean
Pierre Tendean, meskipun berpangkat lebih rendah dibandingkan korban lainnya, merupakan ajudan dari Jenderal Abdul Haris Nasution. Ia dengan gagah berani menghadapi pasukan G30S yang datang untuk menculik Nasution, namun akhirnya Tendean ditangkap dan dieksekusi di Lubang Buaya.