Penajam Paser Utara, Sonora.ID – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bersama DPRD harus terus menyuarakan pembangunan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan agar bisa terealisasi.
Hal ini bertujuan, agar pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR bisa mewujudkan jembatan yang menghubungkan dua daerah tersebut.
Apalagi saat ini PPU menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini disampaikan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Nanang Ali.
Ia berharap pembangunan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan bisa segera direalisasikan.
Jembatan yang membentang di perairan Teluk Balikpapan ini akan menghubungkan dua daerah, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan.
"Harapan kami Penajam ini jangan jadi daerah mati, sudah sering kita sampaikan Penajam ini terisolasi kalau tidak dibuka jalurnya. Nah, jalur yang paling utama itu adalah jembatan itu yang perlu didorong. Kalau perlu bentuk tim untuk menghadap ke presiden," ujar Nanang Ali.
Jika pembangunan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan terwujud, lanjut Nanang, otomatis daerah Penajam akan meningkat 10 kali lipat.
"Penajam akan cepat berkembang dan orang ke IKN pasti lewat Penajam, walaupun ada jalan tol, jadi hidup Penajam, segalanya hidup," katanya.
Karena itu, politisi Nasdem ini menilai pembangunan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan perlu terus disuarakan ke pusat agar jadi skala prioritas untuk dikerjakan.
Bahkan kata dia, bila perlu tidak usah dibuat konsep jalan tol dulu, melainkan jembatannya saja dulu yang dibangun.
Dengan begitu, masyarakat tidak terbebani anggaran seperti konsep awal dulu yang direncanakan.
"Waktu itu kan PT Waskita (konsep jalan tol), nah untuk membangun jembatan Penajam-Balikpapan itu butuh dana yang besar. Untuk pengembalian (dana) 30 tahun itu, maka biaya menyeberangnya sangat tinggi. Nah, itu kalau tidak ada subsidi dari pemerintah pusat tidak bakalan bisa dibangun. Itu yang kita suarakan agar dibangun pakai APBN saja, kan nilainya tidak seberapa juga kalau dibandingkan IKN," paparnya.
Sebagaimana diketahui, rencana pembangunan jembatan sepanjang 7,9 kilometer ini awalnya digagas oleh Pemkab PPU, Pemkot Balikpapan, Pemprov Kaltim, dan PT Waskita sejak 10 tahun lalu.
Anggarannya diproyeksikan senilai Rp 15 triliun. Bahkan sempat dilelang oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Kementerian PUPR.
Namun, proses lelang investasi sempat dihentikan seiring fokus pemerintah ke pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, Kalimantan Timur.
Terbaru, pada pertengahan Agustus 2024 lalu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kembali menyinggung kelanjutan pembangunan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan.
Rencananya, PUPR akan mendesain ulang jembatan penghubung tersebut karena desain yang ada sudah terlampau lama.