Banjarmasin, Sonora.ID – Sejumlah potensi kecurangan yang dinilai dapat mencederai jalannya demokrasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Kalimantan Selatan, terus dipetakan dan dipantau oleh banyak kalangan.
Salah satunya Lembaga Studi Visi Nusantara Kalimantan Selatan, yang fokus pada potensi penggelembungan suara oleh oknum Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Koordinator Lembaga Studi Visi Nusantara Kalimantan Selatan, Muhammad Arifin, potensi itu sempat terpantau terjadi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di bulan Februari lalu.
Hal itu yang mereka harapkan tidak terulang kembali lewat penguatan pengawasan di berbagai lini.
Dari hasil pengamatan di lapangan, mereka terus memperhatikan perkembangan yang terjadi dan cenderung dinamis.
Baca Juga: Celebes Roller Club Juara Umum SQRL Makassar Roller Fest 2024
Seperti kenaikan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang baru ditetapkan bulan lalu yang cukup signifikan.
Ditambah munculnya desas-desus upaya pengkondisian suara lewat petugas PPK agar dapat memenangkan pasangan salah satu pasangan calon lewat penggelembungan angka.
DPT Kalimantan Selatan saat Pileg dan Pilpres lalu di angka 3.025.220 pemilih. Sedangkan DPT untuk Pilkada Kalimantan Selatan dalam kurun waktu beberapa bulan sudah bertambah puluhan ribu.
“Terjadi kenaikan menjadi 3.041.499 pemilih, ini begitu tinggi,” ungkapnya, Jumat (04/10) sore di Banjarmasin.