Pontianak, Sonora.ID – Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko, menjelaskan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari bulan Januari hingga awal bulan Oktober 2024 mencapai 23 kasus di Pontianak. Hal itu diungkapkannya kepada Sonora.ID, Jumat (4/10/2024).
Menurutnya, hal tersebut masih relatif aman dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2023 lalu yang mencapai 78 kasus.
“Januari sampai Oktober ada 23 kasus DBD di Pontianak,” kata Saptiko.
Dia pun terus menghimbau masyarakat agar terus menjalankan gaya hidup sehat dan menerapkan 3M Plus: Menguras, Menutup, Mengubur, dan Mendaur Ulang.
“Kami menghimbau agar masyarakat memperhatikan 3M karena langkah ini dapat membantu mencegah berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan penyebab DBD,” paparnya.
Baca Juga: JPPR Gelar Sekolah Inklusif Berkeadilan Pontianak
Sementara itu, Saptiko juga menerangkan bahwa untuk kasus gondongan memang sempat naik pada bulan September di Pontianak.
Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksinya biasanya menyerang kelenjar parotis sehingga memicu pembengkakan.
Pada bulan September, terjadi kenaikan kasus yang mencapai puncaknya pada minggu kedua, yaitu sebanyak 136 kasus.
“Kalau gondongan memang sempat naik di bulan September, kenaikan mulai terjadi di bulan Agustus. Puncaknya pada September minggu kedua. Jumlahnya 136, namun sekarang turun jadi 40 kasus di minggu keempat September,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan Dinkes Kota Pontianak adalah dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Jika ada anak yang mengalami gondongan, tidak boleh masuk sekolah selama 7 hari karena virusnya banyak menyebar di sekolah.
Penyakit gondongan sampai saat ini memang belum ada obatnya, karena bisa sembuh dengan sendirinya. Saptiko menganjurkan untuk mencegah virus gondongan menyebar, sebaiknya diisolasi di rumah, dan jika keluar rumah harus menggunakan masker.
“Biasanya 5–7 hari sudah sembuh,” kata Saptiko.